Strategi Kunci Tumbuh Kembang Anak Optimal, Gak Cuma Makan

Bayi belajar jalan
Sumber :
  • Pixabay/ StockSnap

VIVA – Berbicara mengenai strategi untuk tumbuh kembang anak yang optimal, beberpa waktu yang lalu Baby Happy mengundang Psikolog sekaligus Co-Founder @TigaGenerasi, Saskhya Aulia untuk mengedukasi pentingnya stimulasi motorik pada anak usia dini. 

Banyak Anak ke Sekolah Tak Sarapan, Ahli Gizi: Padahal Bisa Dukung Prestasi Akademik

Saskhya mengungkapkan bahwa stimulasi motorik perlu diperhatikan karena merupakan dasar dari perkembangan diri anak selanjutnya, pintu masuk perkembangan otak anak yang optimal, dan melatih daya tahan mental anak.

“Kesuksesan stimulasi motorik ini dapat dilakukan dengan memberikan berbagai aktivitas fisik dan interaksi yang membahagiakan bagi anak sehari-hari. Oleh sebab itu, selain stimulasi, interaksi keluarga yang baik dan membuat mereka bermain dengan senang adalah kunci dari tumbuh kembang yang optimal,” jelas Saskhya lewat rilis yang diterima VIVA.

Nagita Slavina Ungkap Tantangan Besarkan Rayyanza Hingga Singgung Pentingnya Upgrade Pengetahuan

Tahap perkembangan motorik setiap anak pun berbeda. Misalnya, untuk anak 0-1 tahun tahapan dimulai dengan anak mampu mengangkat kepalanya tanpa dibantu hingga mulai merangkak, berdiri atau dapat memasukkan benda ke dalam mulut secara mandiri. 

Untuk anak 1-2 tahun, tahapan perkembangan motoriknya ditandai dengan berjalan dengan memegang benda, menendang, hingga melempar bola. Sedangkan untuk anak 2-3 tahun mereka akan lebih lancar memanjat, melompat, berlari, bersepeda roda 3, dan makan sendiri.

Belajar dari Pengalaman, Citra Kirana Terapkan Cara Unik untuk Cegah Anak Obesitas

Untuk dapat meraih itu, Saskhya menyarankan agar anak dapat sering diajak beraktivitias fisik di outdoor dan orang tua sebagai role model juga turut memerankan gaya hidup aktif dan menemani sang buah hati saat berkegiatan.

Pola Makan dan Tidur

Agar tumbuh sehat secara fisik dan mental, selain butuh stimulasi mereka memerlukan asupan gizi yang seimbang dan pola tidur yang benar. Namun, masih banyak kaum Ibu khususnya yang baru menjalani peran sebagai ibu baru, kurang memahami bagaimana cara mengatur pola makan dan tidur yang tepat untuk sang buah hati. 

Terlebih, untuk para Ibu yang masih harus bekerja dari rumah selama masa pandemi ini, sering kali jam kerja, jam makan dan jam tidur Ibu ikut berantakan. Hal ini tentunya berdampak pada kualitas nutrisi yang diberikan kepada anak. 

Untuk itu, penting bagi orang tua khususnya kaum Ibu memahami jadwal tidur dan makan yang tepat pada bayi hingga transisinya menjadi balita agar kita pun memiliki waktu istirahat yang cukup.

Menurut Dr. Kanya Ayu Paramastri, Sp.A yang merupakan Dokter Spesialis Anak RS Hermina Jatinegara dalam webinar Baby Happy mengatakan, jadwal makan dan menyusui yang teratur penting untuk merangsang rasa lapar anak khususnya bila sudah berumur diatas 3 bulan. Artinya, bayi dilatih untuk bisa menyadari rasa lapar dan kenyang timbul pada dirinya. Sedangkan, jadwal tidur yang baik sesuai usia anak penting untuk pertumbuhan, perkembangan, kecerdasan intelektual (IQ), pemulihan energi, serta berdampak pada mental dan emosi.

Pada kesempatan ini, Dr. Kanya juga membagikan beberapa aturan tidur dan makan yang baik diterapkan kepada anak. “Untuk bayi berusia lebih dari 6 bulan biasakan makan maksimal hanya 30 menit dan jangan dijanjikan hadiah atau susu atau es krim bila mampu menghabiskan makanannya. Anak juga harus dibiasakan makan di meja makan sehingga tidak ada distraksi. 
Sebaiknya, berikan makanan setiap 2-3 jam sekali dengan jeda air putih saja. Sedangkan untuk tidur, tentukan waktu tidur yang konsisten dan pastikan popoknya kering, pakaian dan tempat tidurnya bersih dan nyaman. Anak dianjurkan tidur dalam keadaan kenyang dan biasakan untuk mengenalkan suasana tenang menjelang tidur,”jelas Dr.Kanya.    

Lebih lanjut, Dr. Kanya juga memberikan tips metode menidurkan anak yang efektif. “Kuncinya, sejak awal kita harus memperkenalkan berbagai cara menidurkan secara bergantian, sehingga tidak monoton. Misalnya, selain menggunakan stroller maupun ayunan gantung, kita bisa coba juga dengan ditepuk-tepuk saja di kasur atau bisa juga diletakkan di bouncer atau baby crib secara bergantian,” timpalnya. 

Jangan menidurkan balita dengan cara-cara yang kiranya akan menyusahkan di kemudian hari, seperti gendong ayun-ayun, jalan keliling rumah dan jalan-jalan naik mobil.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya