-
VIVA – Stunting bukan hanya saat anak mengalami persoalan gizi. Pencegahan stunting harus diawali dengan memastikan calon ibu benar-benar siap menghadapi 1000HPK (Hari Pertama Kehidupan).
Sebagaimana diketahui, perkembangan kesehatan saat remaja sangat menentukan kualitas seseorang untuk menjadi individu dewasa. Masalah gizi yang terjadi pada masa remaja akan meningkatkan kerentanan terhadap penyakit di usia dewasa, serta berisiko melahirkan generasi yang bermasalah gizi.
Merujuk pada Riskesdas 2018, sekitar 65 persen remaja tidak sarapan, sementara 97 persen kurang mengonsumsi sayur dan buah, kurang aktivitas fisik serta konsumsi gula, garam dan lemak (GGL) berlebihan.
Pola konsumsi dan kebiasaan yang tidak baik tersebut mengakibatkan tingginya angka anemia pada remaja, yaitu 3 dari 10. Anemia pada remaja akan menyebabkan timbulnya masalah kesehatan, seperti penyakit tidak menular, produktivitas dan prestasi menurun, termasuk masalah kesuburan.
Karena itu, edukasi gizi menjadi penting, tidak hanya untuk ibu tapi juga remaja, milenial dan para calon orangtua. Hal ini juga sejalan dengan data UNICEF pada 2017, bahwa adanya perubahan pola makan seperti kenaikan konsumsi makanan tidak sehat seperti jenis makanan instan dan juga makanan tinggi kandungan GGL.
Dampaknya adalah, kebiasaan ini menjadikan calon ibu tidak memiliki bekal pengetahuan yang cukup pada saat menjadi ibu. Maka tidak heran, hingga saat ini masih banyak ditemukan balita mengonsumsi makanan instan sebagai asupan makanan sehari-hari.