Cuaca Ekstrem saat Pandemi, 3 Penyakit Ini Rentan Intai Anak

Ilustrasi anak sakit.
Sumber :
  • freepik/lifeforstock

VIVA – Memasuki periode pergantian musim, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat di sejumlah wilayah Indonesia untuk mewaspadai cuaca ekstrem yang masih akan berlangsung hingga akhir Maret 2021 .

Cuaca tak menentu ini, menyebabkan anak-anak lebih rentan terhadap penyakit tertentu. Apa saja?

Dijelaskan oleh Medical Expert Combiphar, dr. Carlinda Nekawaty, sistem kekebalan tubuh anak dan orang dewasa memiliki perbedaan yang mencolok. Pada anak, sistem tersebut belum sempurna dan belum memahami variabel penyebab penyakit.

"Anak belum mengenal jutaan variabel penyebab penyakit seperti bakteri, kuman dan virus. Hal ini yang menyebabkan anak-anak memiliki kecenderungan terjangkit flu hingga 3 kali lebih sering dari orang dewasa," ujarnya dalam acara virtual Combiphar, baru-baru ini.

Diakui Weitarsa Hendarto selaku Senior Vice President Marketing & International Operations Combiphar, dampak dari perubahan cuaca, termasuk cuaca ekstrem, memiliki konsekuensi bagi kesehatan kita.

Anak-anak, lebih rentan terhadap risiko yang terkait dengan cuaca karena mereka umumnya menghabiskan lebih banyak waktu di luar untuk bermain, ditambah mereka memiliki metabolisme yang berbeda dari orang dewasa.

Lantas, apa saja penyakit yang rentan mengintai anak di tengah cuaca ekstrem saat pandemi? Berikut rangkumannya.

1. Flu

Warganet Syok Lihat Cara Pengendara Motor Ini Bonceng Anak

Seperti disebutkan oleh dokter Carlinda, anak-anak akan lebih rentan terserang flu hingga 3 kali lipat. Tercatat, balita terjangkit flu sebanyak 8-10 kali per tahun. Selain itu, anak-anak pra sekolah terjangkit flu hingga 13 kali dalam setahun.

"Gejalanya mencakup hidung tersumbat atau ebrair, bersin, batuk dan demam," tuturnya.

Atta Halilintar Bocorkan Teka-teki Bayi Adopsi Raffi Ahmad, Berasal dari Palestina?

2. Alergi

Pada beberapa anak biasanya cukup sensitif terhadap perubahan cuaca sehingga memicu alergi terjadi. Alergi tersebut biasanya melingkupi bagian saluran pernapasan sehingga anak sering pilek. Tak hanya itu, anak juga kerap alami hidung tersumbat khususnya di pagi hari.

Teuku Rifnu Wikana Ungkap Keponakan yang Jadi Korban Tabrak Lari adalah Anak Berprestasi

"Faktor risiko alergen biasanya ada di rumah seperti debu dan lembap. Untuk itu orangtua harus rutin membersihkan rumah," jelasnya.

3. Diare

Beberapa bakteri dan virus kerap hingga di tangan anak yang masih asik bermain. Lantaran tak dibiasakan mencuci tangan sebelum makan, bakteri tersebut bisa masuk ke mulut anak dan memicu diare.

Untuk itu, penting bagi para orangtua mengajarkan anak menjaga kebersihan terutama mencuci tangan.

"Gejalanya termasuk BAB lebih dari 3 kali dalam sehari dengan tinja cair. Disertai perut kembung, mual, muntah, demam, perut sakit, dan lemas," tuturnya.

"Pada prinsipnya kesehatan anak dapat terus terjaga bila berada di lingkungan yang sehat juga. Oleh karenanya, untuk mempersiapkan dan menjaga ketahanan tubuh anak, hal terpenting yang dapat ibu lakukan adalah menerapkan kebiasaan-kebiasaan sehat di rumah, didukung dengan pemenuhan asupan nutrisi, termasuk memanfaatkan madu dan bahan-bahan alami lainnya,” ujar Wei.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya