Lagi Tren Organic Parenting Buat Anak, Apa Itu?

Ilustrasi parenting/orangtua dan anak.
Sumber :
  • Freepik/freepik.diller

VIVA – Modernisasi membawa banyak perubahan. Jika tidak ditanggapi dengan bijak, modernisasi bisa membawa dampak yang merugikan, termasuk dalam pola pengasuhan anak.

Tips Memberi Pemahaman Soal Keuangan kepada Anak

Misal dengan adanya mainan elektronik untuk anak seperti robot-robotan atau boneka yang bisa berbicara. Ternyata, mainan seperti ini malah membuat anak menjadi pasif ketimbang mainan konvensional lain yang membuat anak lebih aktif.

Belum lagi jika anak sudah diberikan gadget. Semua itu bisa menimbulkan beberapa permasalahan, seperti fisik anak menjadi lemah karena terlalu banyak menghabiskan waktu di depan gadget, menurunnya kemampuan anak dalam berkomunikasi, kurang bersosialisasi, hingga kesehatan mental anak menjadi menurun.

Moms, Ini Cara agar Tak Mudah Stres dan Bisa Bonding dengan Anak

Menyadari dampak buruk tersebut, belakangan banyak orangtua yang mengadopsi gaya pengasuhan yang berasal dari Finlandia, yaitu organic parenting. Lalu, apa itu organic parenting?

Psikolog Anak @talkparenting, Dr. Farah Aulia, S.Psi., M.Psi, menjelaskan, organic parenting atau pengasuhan organik cukup berkembang saat ini. Metode pengasuhan ini terinspirasi dari Finlandia, negara yang menerapkan 70 persen belajar di alam.

7 Perilaku Gaslighting Orangtua pada Anak, Banyak yang Gak Sadar

"Ini sebenarnya pengasuhan dengan melakukan banyak aktivitas dan interaksi antara anak, orangtua yang dekat dengan alam, ramah lingkungan dan menggunakan berbagai macam bahan dari alam," ujarnya saat sesi talkshow Warisan Nusantara Terbaik Untuk Generasi Organik sekaligus peluncuran produk MP-ASI Homemade Organik Selera Nusantara dari Nayz, Sabtu, 27 Maret 2021.

Lebih lanjut dokter Farah mengatakan, pola pengasuhan organic parenting ini melibatkan interaksi dengan alam, di mana hal-hal yang dipelajari oleh anak tidak didapat dengan instan melainkan melalui proses tertentu.

"Kalau kita paham, ternyata keterpaparan teknologi memberikan dampak pada gaya hidup anak yang sebenarnya terpengaruh dari kita. Berapa kali sehari megang gadget, itu yang sebenarnya kita contohkan ke anak-anak kita bahwa kita juga enggak lepas dari gadget," kata dia.

Menurut Farah, bukan berarti kita tidak boleh memegang gadget sama sekali. Namun harus tetap seimbang agar bisa memberikan contoh dan diikuti oleh anak-anak kita.

"Kita juga harus membuat anak menjadi pribadi yang punya skill-skill bagus, relasi sosial bagus, kemampuan mengelola emosinya bagus, kreativitasnya bagus, kepercayaan dirinya juga bagus. Itu poin dari pengasuhan organik," tutur Dr. Farah Aulia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya