#TanyaDokter: Dok, Anak Saya BAB 2 atau 3 Hari Sekali, Bahayakah? 

Ilustrasi bayi/anak/parenting.
Sumber :
  • Freepik/bristekjegor

VIVA – Masalah rutinitas buang air besar atau BAB pada anak, ternyata seringkali membuat para ibu khawatir. Apalagi, jika si kecil mengalami BAB dengan ritme tak teratur.

Pencernaan Lancar, Rahasia Penampilan Terkini Ruben Onsu

Lewat rubrik #TanyaDokter,ada pembaca VIVA yang menanyakan mengenai masalah buang air besar buah hatinya. 

"Dok, anak saya BAB 2 atau 3 hari sekali. Tetapi, ia tidak ada keluhan sakit. Bahkan saat BAB pun lancar. Ia juga aktif. Bahaya tidak, Dok? Bagaimana durasa BAB yang baik?"

7 Insiden di 2024 Hanteo Music Awards, Penonton BAB hingga Berhubungan Seks

Mengenai hal ini, Dokter Spesialis Anak RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, dr. Robert Soetandio, Sp.A, M.Si.Med menjelaskan bahwa ada faktor penentu mengenai frekuensi buang air besar pada usia anak. 

"Frekuensi buang air besar yang normal pada anak ditentukan oleh usia dan fungsi saluran pencernaan si kecil. Sebagian besar bayi berusia kurang dari satu bulan memiliki frekuensi BAB kurang lebih 10 kali dalam satu hari," terangnya. 

Ahli Ungkap Alasan Kenapa Pria Lebih Lama Habiskan Waktu di Toilet Saat Buang Air

Hal ini disebabkan refleks gastrokolika dalam tubuh bayi masih sangat kuat dan ASI yang banyak mengandung laktase. 

Memasuki usia dua bulan, biasanya bayi akan mengalami penurunan frekuensi BAB. Kebiasaan BAB yang tadinya dilakukan setiap hari, kini kadang dapat berubah menjadi lima hari sekali. 

"Ini termasuk kondisi normal karena fungsi saluran cerna bayi sedang berkembang, tetapi koordinasi otot sekitar anus belum optimal."

Begitupun dengan frekuensi BAB pada balita. Tidak ada patokan yang normal karena setiap anak memiliki jenis dan jumlah makanan yang berbeda serta usia yang berbeda pula. Idealnya, balita memiliki frekuensi BAB sebanyak 1?3 kali dalam satu hari, tetapi frekuensi BAB tiga hari sekali pun masih dalam batas normal. 

"Jika tidak ada ganggguan pertumbuhan perkembangan serta gejala pencernaan yang lain seperti kembung, nyeri perut, dan lainnya berarti pola BAB-nya masih normal," terang dr Robert.

Photo :
  • Dokumentasi RSPI

Narasumber: Dokter Spesialis Anak RS Pondok Indah – Bintaro Jayadr. Robert Soetandio, Sp.A, M.Si.Med
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya