4 Hal Wajib Diketahui Orangtua Saat Memberikan Nama untuk Anak

Ilustrasi bayi
Sumber :
  • Pexels

VIVA – Semua anak yang terlahir ke dunia pasti diharapkan memiliki hidup yang baik, sejahtera dan sehat. Harapan tersebut tentunya didoakan melalui nama anak.

Nama adalah identitas yang dimiliki oleh seseorang. Dengan adanya nama, maka akan lebih mudah untuk mengidentifikasi seseorang. Karena itu, Islam menganjurkan setiap orang tua untuk memberikan nama kepada anaknya. Namun, tentu saja pemberian nama ini tidak bisa dilakukan dengan sembarangan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua sebelum memberikan nama kepada anak. Simak penjelasnnya berikut ini. 

Berikan Nama yang Memiliki Makna Baik

Dalam video yang diunggah pada 1 September 2017 di kanal Youtube Kebumen Mengaji, Ustaz Dr Khalid Basamalah, MA menyatakan ada hal-hal medasar yang perlu kita ketahui terkait dengan sebuah nama.

"Nama itu dalam Islam adalah nama yang memiliki makna-makna yang baik dan cukup satu nama" kata Ustaz Khalid.

Dalam nama pun ada tingkatan nama yang disukai Allah dan lebih utama untuk digunakan sebagai nama anak. Yang paling disukai adalah nama Abdullah dan Abdurrahman.

Porsi dari keindahan sebuah nama juga perlu kita ketahui agar dapat memiliki makna yang tepat.

"Beri nama anak dari nama Nabi misalnya, Adam, Saleh, Hud, Suaib, Musa, Isa, Yusuf, kan cukup satu nama. Berbeda dengan Muhammad Yusuf Harun, maknanya berlebihan," ucapnya.

Nama yang Tidak Dianjurkan

Ada juga nama yang tidak dianjurkan untuk digunakan sebagai nama anak. Nama–nama ini merupakan nama yang tidak disukai oleh Rasulullah dan dianggap sebagai nama yang tidak boleh digunakan sebagai nama anak. Salah satunya menggunakan nama malaikat.

"Tidak boleh juga kita menggunakan nama-nama malaikat, karena nama malaikat adalah larangan, Nabi Muhammad SAW melarang itu," ujar Ustaz Khalid.

Jangan Pangkas Nama Asli

Perlu diketahui, kita sering memanggil nama seseorang dengan memangkas nama asli tersebut. Tapi ternyata hal tersebut bisa menghilangkan makna.

"Usahakan belajar untuk tidak memangkas nama, nama kita Muhammad panggil Muhammad, nama kita Yusuf panggil Yusuf, jangan kita panggil Mad, Suf, karena itu bisa menghilangkan makna," ucap Ustaz Khalid.

Laknat

Alyssa Soebandono Unggah Foto Anak Ketiga yang Baru Lahir dan Ungkap Namanya

Menurut Ustaz Dr Khalid Basamalah, ada bahasan khusus dalam Islam dan dimasukan dalam dosa-dosa besar. Salah satunya adalah laknat. Lantas apa itu laknat?

Laknat merupakan doa keburukan yang dialamatkan untuk orang lain. Tetapi tanpa kita sadari doa ini bisa menjadi doa untuk diri kita sendiri.

Indah Permatasari dan Arie Kriting Ungkap Nama Anak

"Laknat adalah mengucapkan doa buruk untuk diri, keluarga, harta maupun keturunan. Misal ada suami istri lagi bercanda kemudian dia mengatakan panggilan kesayangannya itu jelek, kenapa harus jelek? Kenapa ga tampan? kan lebih bagus," ucap Ustaz Khalid . 

Sumpah yang dilakukan oleh dua belah pihak untuk melaknat satu sama lain memang ada dalam sejarah agama Islam dan dikenal sebagai suatu upaya untuk membuktikan atau memperkuat ucapan seseorang.

Kiki Amalia dan Suami Akhirnya Umumkan Nama Anak Pertama, Artinya Bagus Banget

Contoh lain, misalnya, 'mudah-mudahan dia jatuh miskin, semoga dia cepat mati, semoga jatuh sakit, kena azab' dan sebagainya.

Semuanya tidak lain adalah perkataan tercela yang dilarang dalam agama. Ucapan seperti ini dikenal dengan perkataan melaknat atau mengutuk. Dan perlu kita ketahui semua doa yang kita ucapkan tersebut bisa menjadi boomerang untuk kita.

"Kita pernah mengucapkan doa misal ada suami istri bertengkar 'kamu musibah buat saya', 'musibah kau menikah dengan saya' atau 'saya melihat ini adalah sesuatu yang paling buruk untuk hidup saya' hati-hati, maka akan jadi doa untuk dia," ucap Ustaz Khalid.

"Panggilah nama dengan pujian-pujian atau ucapan yang baik dan setiap dipuji harus menjawab MasyaAllah," imbuhnya.

Jadi jangan sampai kita laknat dengan ucapan kita sendiri ya, karena menjaga lisan itu penting untuk menjaga indah dan kedamaian hidup ini.

Laporan: Prima Nadya Rahayu

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya