Jangan Asal, Ini Trik Tepat Rawat Bayi Prematur

Ilustrasi bayi prematur.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Merawat bayi prematur perlu diimbangi dengan pemahaman mengenai tantangan dan penanganan kesehatannya. Sebab, kesulitan utama dalam kasus prematur ialah perawatan anak lahir prematur. 

Diduga Terganggu, Komika Usir Ibu Menyusui dan Bayinya saat Pertunjukkan

Pada dasarnya, anak lahir prematur mempunyai kesulitan untuk beradaptasi dengan kehidupan di luar rahim.Ini akibat ketidakmatangan sistem organ tubuhnya seperti paru-paru, jantung, ginjal, hati, dan sistem pencernaannya. 

"Upaya untuk meminimalkan dampak negatif selama perawatan adalah menjaga agar BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) berada dalam kondisi yang optimal untuk tumbuh dan berkembang, salah satunya dengan menerapkan developmental care," ujar Dokter Spesialis Anak Konsultan Neonatologi Dr. dr. Putri Maharani TM, Sp.A(K), dalam webinar Danone Specialized Nutrition Indonesia (Danone SN Indonesia) bertajuk Tantangan dan Penanganan Kesehatan bagi Ibu dan Anak Kelahiran Prematur, Rabu 18 November 2021.

Cekcok dengan Istri, Seorang Pria di Surabaya Banting Bayinya yang Berusia 6 Hari

Prinsip developmental care meliputi keterlibatan keluarga, meminimalkan stres, dan mengoptimalkan pemberian ASI, sebagai nutrisi yang terbaik bagi bayi. Pemantauan berkala, perawatan, dan penanganan khusus menjadi faktor penting bagi tumbuh kembang anak kelahiran prematur. Apa saja yang dibutuhkan dalam developmental care? Berikut ulasannya.

Kenyamanan

Selamat! Dude Harlino dan Alyssa Soebandono Dikaruniai Anak Ketiga

Faktor kenyamanan dapat menurunkan metabolisme tubuh yang pada akhirnya dapat meningkatkan saturasi oksigen. Anak lahir prematur yang mendapatkan intervensi kenyamanan yang kondusif dapat memaksimalkan energi yang dimiliki untuk mendukung tumbuh kembangnya sehingga lebih cepat dalam mencapai kondisi kesehatan yang optimal. 

"Faktor kenyamanan dapat dilakukan dengan membangun ikatan yang kuat (bonding time) antara orang tua dan si kecil dan mempertahankannya sesuai usia pertumbuhan anak," imbuhnya.

Stimulasi dini sesuai usia bayi prematur

Dokter Putri menambahkan bahwa penting untuk stimulasi sejak dini. Sebab, langkah ini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak baru lahir. Stimulasi dapat merangsang hubungan antar sel otak (sinaps). 

"Sering memberikan rangsangan dapat menguatkan hubungan sinaps. Variasi rangsangan akan membentuk hubungan yang semakin luas dan kompleks sehingga menstimulasi terbentuknya multiple intelligent," jelasnya.

Pemberian stimulasi harus diimbangi dengan pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang oleh tenaga medis dan orang tua. Hal ini dapat membantu menemukan penyimpangan tumbuh kembang anak secara dini, sehingga intervensi atau rencana tindakan akan lebih mudah dilakukan.

"Hitung usia koreksinya misal anak sekarang usia 5 bulan sejak lahir, tapi lahirnya prematur saat masih 30 minggu, jadi kurangi 2 bulan, hasilnya usia anak masih 3 bulan. Nah di usia ini harusnya anak udah bisa angkat kepala, kalau belum bisa berarti ada keterhambatan," jelasnya. 

Nutrisi Optimal

Nutrisi yang diberikan harus bisa optimal. Menurut dokter Putri bahwa berdasarkan penelitian, stimulasi bisa berjalan baik dengan diimbangi nutrisi tepat. Sehingga kombinasi keduanya akan membuahkan hasil yang tepat bagi bayi, khususnya yang lahir prematur.

"Kalau tubuh nggak sehat, anak gampang sakit, nggak bisa simulasi. Nutrisi harus ideal jadi anak tumbuh sesuai kurva," jelasnya.

Imunisasi

Imunisasi lengkap menjadi proteksi utama pada bayi baru lahir, terutama bayi prematur. Dengan anak yang jarang sakit, maka lebih mudah mengonsumsi makanan dan ujungnya pun stimulasi lebih baik.

"Anak juga bisa tidur tenang, hormon pertumbuhannya keluar dan bisa tumbuh baik. Stimulasinya pun baik," imbuhnya. 

Jangan Bandingkan

Hal paling utama adalah para orangtua dilarang membandingkan anak dengan yang lainnya. Bahkan, perkembangan anak kembar sekalipun bisa sangat berbeda apalagi dengan anak-anak lainnya yang mungkin saja lahir normal.

"Jangan bandingkan dengan anak orang lain. Setiap anak unik dan istimewa. Mereka ada tahapan dengan sendirinya," pungkasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya