Psikolog Ungkap Cara Ajarkan Anak Cintai Lingkungan

Ilustrasi ibu dan anak/parenting.
Sumber :
  • Freepik/lookstudio

VIVA – Mengajarkan anak untuk mencintai lingkungan harus dilakukan sejak dini. Termasuk, menumbuhkan kesadaran mereka untuk mengendalikan sampah plastik. Bagaimana caranya? 

Terpopuler: Manfaat Belimbing Wuluh sampai Tanggapan Buya Yahya Soal Kasus Inses

Psikolog dan Co-founder Rumah Psikologi TigaGenerasi, Saskhya Aulia Prima M.Psi, tidak memungkiri bahwa mengubah perilaku atau membangun kesadaran tidaklah instan. Terlebih, anak memiliki kemampuan yang berbeda dengan orang dewasa untuk menangkap informasi. 

"Pertama, akan sangat menyenangkan atau lebih baik kalau ada teladannya dari rumah," ujarnya saat Virtual Press Conference - Mondelez #BijakPlastikSejakDini, yang digelar Jumat, 19 November 2021. 

Pemulung Jadi Ujung Tombak Pengumpulan Sampah, IPI: Banyak yang Belum Mengapresiasi Mereka

"Misalnya kalau di sini anakku masih balita, berusaha di depan dia kalau mau belanja bawa tas sendiri. Terus kalau kita punya kontainer sendiri untuk isi ulang bahan-bahan yang diperlukan di rumah atau milih-milih plastik atau milih-milih sampah seperti apa," lanjut dia. 

Selain itu, menurut Saskhya, dalam memahami sesuatu anak perlu dibantu agar mudah ditangkap oleh logika mereka. 

Kemenkominfo Menggelar Nobar Webinar "Mengenal Literasi Digital Sejak Dini"

"Misalnya ada beberapa film, buku cerita, atau video, yang bisa mereka tonton sesuai usianya. Kalau yang usianya SD sebenarnya udah lebih banyak pilihan tontonan yang lebih kompleks dalam menjelaskan perilaku untuk bijak plastik sejak dini ini," terang dia. 

Sedangkan untuk anak yang lebih kecil, mereka bisa diberi tontonan film kartun yang bertema lingkungan, misalnya bahaya plastik untuk binatang di laut, atau yang lain. 

Ilustrasi ibu dan anak/parenting/anak bermain.

Photo :
  • Freepik/gpointstudio

"Jadi dia lebih bisa nangkap karena bahasanya, gambarnya, lebih sesuai sama usianya. Terus juga kalau mau mengubah atau membangun kesadaran bukan cuma kita berikan knowledge-nya tapi praktik langsungnya," kata dia. 

Atau bisa juga dilakukan dengan melibatkan anggota keluarga lain di rumah, seperti main games bareng seperti melakukan operasi semut untuk mengumpulkan sampah. 

"Terus kalau yang lebih kecil, misalnya balita, mereka tuh lagi belajar pra-matematikanya itu dengan klasifikasi atau kategorisasi. Berarti kita bisa pakai warna-warna tempat sampah. Jadi banyak banget games yang bisa dilakukan untuk menyadarkan dan membuat mereka terlibat," tuturnya. 

"Jadi makin paham, bukan cuma dari sisi pengetahuan tapi perilakunya. Jadi semuanya lebih konsisten untuk mereka bisa melakukannya. Yang penting kita sebagai orangtua konsisten juga melakukan hal itu," imbuh Saskhya Aulia Prima. 

Bicara mengenai program #BijakPlastikSejakDini, Head of Corporate & Government Affairs Mondel?z Indonesia, Khrisma Fitriasari, mengatakan, melalui inisiatif ini, mereka ingin memberi edukasi terkait nilai ekonomi dari sampah plastik dan pemanfaatannya sebagai barang berguna. 

"Kami berharap inisiatif ini dapat diikuti oleh para siswa, orangtua dan komunitas sekolah, agar bersama-sama bijak mengelola sampah plastik untuk menciptakan masa depan yang berkelanjutan," jelas Khrisma Fitriasari.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya