Tips Praktis Atasi Biang Keringat dan Ruam Si Kecil

Ilustrasi bayi menangis.
Sumber :
  • Pixabay/ joffi

VIVA – Biang keringat seringkali menyebabkan si kecil menjadi tidak nyaman. Tak jarang pula biang keringat mengakibatkan ruam dan kemudian terasa gatal pada kulit.

Cekcok dengan Istri, Seorang Pria di Surabaya Banting Bayinya yang Berusia 6 Hari

Selain membuat kulit bayi tampak kemerahan, biang keringat juga terasa gatal dan perih seperti ditusuk-tusuk jarum. Biang keringat terjadi saat kulit bayi atau anak seharusnya mengeluarkan keringat, tetapi pori-porinya tersumbat.

Dalam pemaparannya, dr. Caessar Pronocitro, Sp.A,M.Sc menjelaskan bagaimana cara praktis mengatasi biang keringat. Salah satu caranya dengan memakaikan pakaian tipis dan longgar pada bayi atau anak.

Selamat! Dude Harlino dan Alyssa Soebandono Dikaruniai Anak Ketiga

“Serta menghindarkan bayi dan anak di lingkungan yang terlalu panas. Apabila bayi atau anak memakai pakaian terlalu tebal dan tidak menyerap keringat maka bisa terjadi penumpukan keringat yang menyumbat pori-pori pada bayi atau anak sehingga menyebabkan biang keringat,” kata dr. Caessar dalam tayangan Solusi Penyakit di kanal YouTuber VDVC Health berjudul Waspada! Kenali Gejala Ruam Kulit Pada Anak yang Berbahaya yang tayang pada 8 Januari 2022.

Biang keringat sering muncul pada bagian tubuh, seperti punggung bayi, wajah, lipatan kulit, perut, leher, dada bagian atas, selangkangan (area popok), dan ketiak.

Warga Dikejutkan Penemuan Mayat Bayi Laki-laki di Kali Cikeas

Lalu, bagaimana dengan ruam? Mayoritas kondisi ruam banyak terjadi di area selangkangan bayi atau anak. Hal ini dikarenakan si kecil masih sering memakai dan popok dan kulitnya masih beradaptasi. Bagaimana mengatasi ruam popok?

“Ruam popok dapat dihindarkan dengan cara mengganti popok bayi secara berkala dan tidak membiarkan popok yang sudah terisi tinja atau urin tidak diganti dalam jangka waktu lama. Karena kondisi yang lembap pada popok dan kontak tinja dengan kulit akan menyebabkan iritasi pada kulit bayi dan menimbulkan ruam popok,” ujar dr. Caessar menjelaskan.

Apabila ruam-ruam disertai demam tinggi dan ada nanah atau cairan kekuning-kuningan di area tersebut atau sudah sangat mengganggu bayi dan merasa gatal maka segera periksa ke dokter agar mendapat pengobatan yang tepat. Penyebab adanya infeksi pada ruam tersebut atau pada kulit bayi sangatlah bervariasi.

“Ada infeksi jamur, bakteri dan virus. Masing-masing penyebab infeksi tersebut membutuhkan penanganan yang berbeda,” ucap dr. Caessar lagi.

Apabila kita memberikan penanganan sendiri namun ternyata kurang tepat dengan penyebabnya maka akan berisiko memperparah kondisi ruam kulit bayi dan anak. Dokter Caessar menegaskan bagi para orang tua untuk memastikan penyebab agar pengobatannya juga bisa tepat

“Produk-produk yang kita berikan kepada bayi sebaiknya khusus untuk bayi. Apabila tidak khusus untuk bayi bisa iritasi pada kulit bayi dan anak. Apabila sudah gunakan produk bayi tapi masih ada tampak ruam maka hentikan pemakaiannya produk tersebut,” tutur dr. Caessar yang mengingatkan apabila ruam makin mengganas maka segera periksakan anak ke dokter spesialis anak.

Agar kulit anak tidak mengalami permasalahan, ada beberapa cara yang dianjurkan. Dokter Caessar menganjurkan tiga cara di bawah ini.

Pertama, pastikan kulit anak selalu mendapat sirkulasi yang baik. Contoh: ketika anak berkeringat segera dikeringkan dan ganti pakaiannya. Kemudian, jika popok penuh dengan tinja dan urin segera diganti.

Kedua, gunakan produk yang memang ditujukan untuk bayi sehingga lebih sesuai dengan kulit bayi. Ketiga, apabila menjumpai ruam maka harus memberikan perhatian lebih dan apabila perlu periksakan ke dokter sebelum makin parah.

Terkhusus untuk bayi, pada usia satu bulan pertama berkemungkinan untuk mengalami ruam yang biasa disebut Erythema toxicum neonatorum (ETN). ETN merupakan kondisi dimana kulit bayi masih mengalami adaptasi sehingga muncul ruam berwarna kulit seperti jerawat berwarna putih, dan lokasinya bisa berpindah-pindah dan hilang timbul dari satu tempat ke tempat lainnya.

Kondisi ini tidak berbahaya dan tidak butuh penanganan tertentu karena hanya disebabkan kulit bayi yang masih beradaptasi. Ruam akan hilang saat bayi berusia 2 – 4 minggu.

“Apabila bayi berusia 1 bulan ke atas ada ruam di daerah pipi berwarna merah dan terkelupas, kemungkinan penyebabnya karena alergi, dan paling sering karena alergi susu sapi. Atau bayi yang mengonsumsi ASI eksklusif tapi ibunya mengonsumsi susu sapi. Untuk memastikan bayi mengalami alergi atau tidak, periksakan ke dokter,” kata dr. Caessar lebih lanjut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya