Pantangan Vaksin COVID-19 untuk Anak, Ini Kata Ahli

Anak divaksin COVID-19 (foto ilustrasi).
Sumber :
  • Northwell Health

VIVA – Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Sri Rezeki Hadinegoro memaparkan bahwa saat ini vaksin COVID-19 terbukti aman untuk kelompok anak usia 12-17 tahun. Untuk itu, vaksinasi dilanjutkan pada kelompok anak di bawah usia tersebut. Namun, adakah pantangan dalam pemberian vaksin tersebut?

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Dijelaskan Prof Sri, pada dasarnya persiapan khusus tak perlu dilakukan anak ketika hendak menerima vaksin COVID-19. Intinya, orangtua perlu memberi edukasi pada anak mengenai alasan pemberian vaksin tersebut. Saat akan divaksinasi, anak cukup diberikan sarapan dan tidur dengan berkualitas sehingga tubuhnya lebih bugar dan siap menerima vaksin.

"Vaksinasi COVID-19 pada anak ini harus mendapatkan perhatian terutama bagi anak yang memiliki komorbid yang harus minum obat rutin. Setelah mendapat vaksin, orangtua juga perlu memantau apa yang dirasakan anak," ujarnya dalam acara daring, beberapa waktu lalu.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Ilustrasi siswa vaksin COVID

Photo :
  • VIVA.co.id/ Adi Suparman (Bandung)

Lebih dalam, Prof Sri menegaskan pantauan pada anak diberikan setelah vaksin hingga beberapa hari setelahnya. Namun untuk pantangan sebelum vaksin sendiri, Prof Sri meyakini tak ada yang perlu dihindari dan justru berikan makanan apa pun yang disukai anak.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

"Saya kira kalau mau di vaksinasi tidak perlu dipantang, justru harus sehat. Kalau dipantang nanti malah anaknya lemah, kurang makan, dan sebagainya," imbuhnya.

Pada dasarnya, kata Prof Sri, orangtua juga sudah paham konsep pemberian vaksin lantaran imunisasi sudah dijalani sejak anak usia dini. Persiapannya pun tak jauh berbeda, hanya jenis vaksinnya saja yang tak sama.

"Anak-anak itu sebetulnya sudah tidak asing ya divksinasi dari bayi. Saya kira selalu ibu-ibu mempersiapkan anak untuk vaksinasi. Nah itu sama, sama seperti itu," tutur Prof Sri.

Vaksinasi anak usia 6-11 tahun. (Foto ilustrasi)

Photo :
  • tvOne/ Teguh Joko Sutrisno

Prof Sri melanjutkan bahwa pemberian vaksin patut diwaspadai bagi anak yang memiliki riwayat efek samping berat usai vaksinasi. Apabila tak pernah ada riwayat tersebut, maka orangtua tak perlu khawatir.

"Sebetulnya kalau kita lihat siapa yang tidak boleh (di vaksinasi) itu semacam kontraindikasi, itu sebetulnya hanya satu, yaitu yang pernah mengalami KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) berat pada vaksinasi sebelumnya, itu yang betul-betul harus diwaspadai," jelas Prof Sri.

Ada pun vaksinasi sebaiknya tak diberikan ketika anak sedang mengalami penyakit akut seperti flu, diare, dan demam. Apabila sudah reda, maka pemberian vaksin bisa dilanjutkan kembali.

"Itu kita tunggu saja sampai sembuh betul. Misal sampai lima hari, sampai dia enak makan, tidak ada gejala. Maka saya rasa bisa segera diberikan vaksin," pungkasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya