Siswa Boyolali, Ardian Hafidz Diterima 7 Universitas Top Dunia

Ardian Hafidz, siswa Boyolali yang diterima di 7 universitas top dunia
Sumber :
  • Instagram/@jendelalokal.id

VIVA – melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi tentu menjadi tujuan bagi setiap anak, terlebih mereka dapat diterima di kampus-kampus yang memiliki nama besar dan bergengsi. Namun sayangnya untuk mendapatkan kesempatan itu bukanlah hal yang mudah dan bukan berarti juga tidak mungkin terjadi.

Acara Met Gala Berlangsung, Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Penuhi Jalanan New York

Baru-baru ini seorang siswa SMA asal Boyolali, Jawa Tengah, Ardian Hafidz telah membuktikan kepada dunia bahwa kerja keras dan semangat belajar dapat membawanya diterima di Universitas British Columbia (UBC) Kanada, terhitung mulai Agustus 2022 nanti.

Yang membanggakan, Hafidz merupakan siswa yang dibesarkan bukan dari keluarga berada, melainkan dari keluarga sederhana di Boyolali. Ayah dari Hafidz berprofesi sebagai pekerja bangunan, dan sang ibu membuka usaha laundry di rumahnya, di Desa Nepen, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

Kepsek SMKN 1 Nisel Ditahan Polisi Terkait Kasus Penganiayaan Siswa, Ini Kata Kadisdik Sumut

Sebelum memilih University of British Columbia, nama Hafidz juga telah tercatat di 6 universitas terkemuka dunia, masing-masing nama universitas itu adalah:

  • University of Toronto, Kanada
  • The University of Western Australia
  • Wageningen University Belanda
  • University of Otago Selandia Baru
  • Curtin University Australia
  • Victoria University of Wellington Selandia Baru
Viral Siswa Gunakan Atribut Bintang Kejora di Dogiyai Papua Tengah

Hafidz sendiri diketahui adalah siswa SMA Pradita Dirgantara yang dikenal bukan sebagai siswa dengan kemampuan akademik serta kecerdasan yang menonjol dibanding dengan teman-temannya. Selama ini, Hafidz juga dikenal sebagai anak yang pendiam.

SMA Pradita Dirgantara sendiri dikenal sebagai sekolah unggulan yang dipenuhi anak-anak pintar dengan kemampuan akademik di atas rata-rata. Hal ini yang membuat nama Hafidz tidak terlalu tersorot oleh sekolah.

Meski demikian lolos seleksi di 7 universitas terkemuka dunia juga bukan semata-mata karena keberuntungan, namun hal ini merupakan murni hasil dari kemampuan yang dimiliki Hafidz.

Dilansir dari berbagai sumber, putra sulung dari pasangan Mardiyono dan Puji Astuti ini mengaku, memiliki ketertarikan pada pengetahuan tentang ilmu geologi yang ia salurkan melalui ekstrakurikuler Kompetisi Sains Nasional (KSN) Ilmu Kebumian di sekolahnya.

Ketekunan dan kerja keras tersebut berhasil membawanya meraih medali perunggu pada KSN Ilmu Kebumian pada 2021 lalu.

Prestasi yang berhasil diraihnya dalam ajang KSN tersebut membuat semangatnya kian terpacu, terlebih pihak sekolah juga mendukung minatnya tersebut terhadap ilmu tentang kebumian dan geologi.

Selain mendukung dan mengarahkan para siswa yang memiliki minat untuk melanjutkan ke jenjang Pendidikan yang lebih tinggi, sekolah juga membuka kesempatan bagi para siswa kelas 12 yang ingin melanjutkan jenjang Pendidikan ke perguruan tinggi di luar negeri.

Mengutip dari berbagai sumber, Hafidz juga mengaku gurunya yang Bernama Marinda Noor Eva adalah sosok yang selalu memberikan motivasi dan membimbing dirinya, melalui sosok Eva inilah Hafidz dikenalkan dengan KSN Ilmu Kebumian sehingga ia dapat berprestasi dan berada pada pencapaiannya saat ini.

Eva juga salah satu orang yang memberikan pertimbangan kepada Hafidz terkait keputusannya memilih UBC Kanada sebagai tempat ia melanjutkan studinya di jenjang yang lebih tinggi. Dan secara pribadi Hafidz juga mengakui keputusannya ini dikarenakan UBC memiliki jurusan geologi yang lebih unggul dibandingkan ke 6 universitas lainnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya