70 Persen Balita Stunting di Depok Orang Mampu

Gerakan Nasional Indonesia Bebas Stunting 2030
Sumber :
  • istimewa

VIVA Lifestyle – Kasus balita stunting di Kota Depok masih menjadi fokus perhatian pemerinta daerah setempat. Data terakhir menyebutkan, Kota Belimbing itu memiliki 12,3 persen balita menderita stunting.

KPK Ungkap Nilai TPPU Eko Darmanto usai Jadi Tersangka, Nilainya Gak Main-main

Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono mengatakan, untuk menyelesaikan kasus yang tersebut, pihaknya telah meluncurkan program D'Stunting Menara atau Depok Sukses Bebas Stunting Mewujudkan Depok Ramah Anak pada akhir tahun lalu.

“Program ini dipelopori oleh para kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) se-Kota Depok dilaksanakan sepanjang tahun dengan 600 kegiatan,” kata Imam dikutip dari situs resmi Pemkot Depok, Senin 27 Juni 2022.

Lebih dari 7 Ribu Aparat Amankan Pembacaan Putusan MK soal Sengketa Pilpres Hari Ini

Dia menambahkan, hingga April D'Stunting Menara sangat efektif menurunkan angka stunting hingga 70 persen lebih. Dari jumlah 3.693 balita yang tercatat pada tahun kemarin, hingga tersisa 2.000-an.

"Kemarin, 23 Juni 2022, kami bersama Wakil Gubernur Jabar deklarasi untuk menurunkan angka prevalensi stunting Jabar dengan membentuk satgas khusus stunting tingkat desa dan kelurahan. Sekaligus peluncuran gerakan Ngawal Jawa Barat New Zero Stunting (Ngabring)," tutur dia.

Jelang Putusan MK, Polisi Imbau warga Hindari Kawasan Monas hingga Merdeka Barat

Lebih jauh Imam mengatakan, dari total kasus balita stunting di Kota Depok, paling banyak disumbang dari kalangan masyarakat mampu atau kelas ekonomi menengah ke atas.

“30 persen berasal dari masyarakat miskin dan 70 persen berasal dari kalangan mampu,” ujar Imam.

Imam mengatakan, banyak faktor yang menyebabkan tingginya angka stunting pada kalangan masyarakat mampu di antaranya, pola asuh yang kurang baik.

“Seperti ketika ibu sibuk bekerja dan menyerahkan anak pada asisten rumah tangga. Yang menyebabkan asupan gizi sang anak kurang terpantau dengan baik,” kata Imam.

Selanjutnya, cara memasak yang salah juga menjadi faktor lain terjadinya balita stunting di kalangan masyarakat menengah keatas di Kota Depok. “Cara memasak yang salah, sehingga makanan kehilangan protein, gizi, vitamin," ujarnya.

Mencegah stunting.

Photo :
  • Dok. Istimewa

Selain itu, bisa juga karena makanan yang disajikan ke anak tidak menarik, sehingga anak tidak mau makan. Kemudian, faktor memanjakan anak dengan memberi makanan tidak sehat seperti jajanan.

"Beberapa faktor tersebut yang menyebabkan 70 persen anak dari kalangan mampu menderita stunting," kata dia.

Meski begitu, kata Imam, persentase stunting di Kota Depok ini masih terendah dibandingkan dengan kabupaten dan kota se Jawa Barat.

"Kota Depok Tahun 2021 masih memiliki angka stunting terendah se-Jawa Barat, yaitu 12,3 persen menurut Studi Status Gizi Indonesia, angka ini terkecil di Jabar, di mana Jabar di angka 24,5 persen," tutur Imam.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya