Banyak Anak Alami Mata Minus saat Pandemi, Ini Cara Efektif Atasinya

Ilustrasi anak pakai kacamata/main gadget.
Sumber :
  • Pixabay.

VIVA Parenting – Data National Library of Medicine tahun 2021 menunjukkan bahwa pandemi COVID-19 merubah aktivitas anak-anak yang berpengaruh pada kesehatan mata. Kegiatan screen time selama masa #DirumahAja meningkat dan menyebabkan anak-anak mudah mengalami gangguan mata minus.

Mengenali Tanda-Tanda Tantrum Tidak Normal pada Anak, Orang Tua Harus Merespons dengan Cermat

Prevalensi myopia atau mata minus meningkat 1,5 hingga 3 kali lipat pada tahun 2020 dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya. Peningkatan ini banyak terjadi pada anak-anak usia sekolah, 6 – 8 tahun. Kondisi ini juga menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara di Asia yang mengalami peningkatan myopia atau mata minus secara signifikan.

Fenomena mata minus yang naik selama pandemi menjadi sorotan penting bagi para orangtua di Indonesia. Sekitar 80 persen informasi yang anak dapatkan saat belajar di sekolah diterima oleh mata. Para orangtua khawatir, jika penglihatan anak semakin memburuk dari tahun ke tahun, bisa membuat prestasi anak di sekolah menjadi menurun.

Anutusias Punya Anak Perempuan, Alyssa Soebandono Sampai Lakukan Hal Ini

Optometry Doctor di VIO Optical Clinic, Andri Agus Syah, OD. FPCO. FAAO mengungkapkan, ada cara efektif untuk mengoreksi penglihatan mata minus anak yang naik selama pandemi tanpa harus operasi. 

Ilustrasi anak di bawah umur nonton konten pornografi

Photo :
  • iStock Photo
Skenario Tante Bunuh Keponakan di Tangerang, Ambil Perhiasan Korban Biar Dikira Kasus Pencurian

Metode ini dikenal dengan Terapi Orthokeratology atau yang disingkat dengan Ortho K yang fungsinya membentuk ulang kornea mata pasien yang tidak beraturan kembali bulat normal sehingga penglihatan pasien menjadi jernih kembali.

“Karena screen time anak meningkat selama pandemi, maka tidak dipungkiri bahwa prevalensi myopia pada anak juga meningkat. Nah, Ortho K ini bisa menjadi solusi untuk menekan pertumbuhan myopia pada anak," kata Andri selaku praktisi Terapi Ortho K di VIO Optical Clinic, Harapan Indah, Bekasi, Minggu 14 Agustus 2022. 

"Karena ortho K mempunyai dua fungsi, menghambat laju minus dan bisa menurunkannya. Selain itu, terapi ini bersifat alami bukan melalui proses pembedahan," sambung dia. 

Menurut American Academy of Ophthalmology, Ortho K adalah prosedur non-bedah yang disebut dengan Corneal Refractive Therapy (CRT). Caranya dengan menggunakan lensa kontak RGP (Rigid Gas Permeable) yang dipakai saat tidur minimal 8 jam di malam hari. 

Ilustrasi anak sakit.

Photo :
  • Pixabay

Pada saat tidur, lensa kontak tersebut akan membentuk ulang kornea mata pasien secara alami sehingga pada saat bangun dan beraktivitas pasien bisa memiliki penglihatan yang jernih.

Meskipun terbilang baru di Indonesia, namun metode ini sudah berkembang sejak 1940 oleh Dokter Optometri, George Jessen (1916-1987) dan telah mendapat FDA (Food and Drug Administrations) Approval, sehingga penggunaan Terapi Ortho K ini dijamin keamanannya. VIO Optical Clinic sudah membutikan hal ini, sudah ada ribuan pasien yang menggunakan Terapi Ortho K. 

“Terapi Ortho K ini memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi dan terbukti mampu membantu para orangtua yang ingin anaknya bisa lepas kacamata tanpa harus operasi," imbuh Spesialis Mata, dr. Weni Puspitasari, Sp. M di VIO Optical Clinic. 

"Biayanya juga sangat terjangkau. Bahkan sudah banyak calon siswa Akmil, Akpol, Pilot, dan lain-lain yang lulus tes kesehatan matanya dengan metode Terapi Ortho K ini,” tambahnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya