- Instagram @kaksetosahabatanak
VIVA Lifestyle – Kasus Brigadir J menyeret keluarga Ferdy Sambo, bahkan para netizen seolah merundung anak-anak Putri Candrawathi tersebut. Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi menegaskan ikut menyoroti anak-anak Sambo akan berdampak pada kesehatan mentalnya.
"Tentu berpengaruh pada kepercayaandirinya, tentu dikait-kaitkan juga," ujar Kak Seto, sapaannya, kepada media di Jakarta, Kamis 25 Agustus 2022.
Kak Seto, yang juga ikut memberi pendampingan pada keempat anak Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi, menambahkan, anak-anak sebaiknya tak diberi julukan berdasarkan kasus yang dialami orangtuanya. Kak Seto yang juga berprofesi sebagai psikolog pun meminta agar masyarakat tak merundung anak terus menerus baik di media sosial maupun secara langsung.
Ilustrasi Bullying
- Freepik
"Anak mohon dilindungi dari labelisasi sebagai anak pembunuh, anak koruptor. Ini juga jadi bagian dari media untuk mengingatkan ke masyarakat agar tidak melakukan kekerasan dalam bentuk bully dari media sosial atau secara langsung," tambahnya.
Ada pun keempat anak menjadi sorotan usai Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi ditetapkan sebagai tersangka di kasus pembunuhan berencana Brigadir J. Namun Kak Seto kembali menegaskan bahwa anak-anak sama sekali tak berkaitan dengan kasus tersebut demi menjaga kesehatan mentalnya.
"Karena anak-anak tidak berdosa, mohon pisahkan dari kasus orangtuanya," tandasnya.
Diberitakan VIVA sebelumnya, kini publik ikut terpancing untuk menguak keluarga Ferdy Sambo dan istrinya. Baru-baru ini, viral sebuah video yang menampilkan foto keluarga Fedy Sambo bersama istri dan buah hati mereka. Dalam video itu, diperlihatkan foto dari keempat anak Ferdy Sambo.
Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo
- Istimewa
Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyadi atau Kak Seto mengatakan anak-anak Irjen Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi dalam kondisi tertekan. Hal ini dikarenakan anak-anak Sambo menerima perundungan secara virtual maupun langsung.
Perundungan ini, kata Kak Seto, menjadi imbas atas kasus pembunuhan berencana yang dilakukan Irjen Sambo dan Putri Candrawathi terhadap Brigadir Nofryansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
