Anak Kecanduan Gadget, Begini Cara Bijak Menyikapinya Moms

Ilustrasi anak
Sumber :
  • vstory

VIVA Parenting - Gadget di masa kini bak mata pisau yang jika digunakan secukupnya dapat memberi manfaat namun pemakaian berlebihan dapat membahayakan, terutama pada kelompok anak-anak. Sayangnya, era pandemi para orangtua terbiasa memberikan gadget sehingga anak pun mulai kecanduan.

Kemenkominfo Menggelar Nobar Webinar "Mengenal Literasi Digital Sejak Dini"

Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi menjelaskan bahwa gadget sebenarnya bisa bermanfaat bagi anak dan keluarga jika digunakan dengan bijak. Namun kini, anak-anak sudah terlanjur lengket dengan gadget sehingga orangtua pun bingung untuk membuatnya melepas gadget. 

Bahkan tak sedikit yang memaksa dan merampas gadget dengan paksa hingga anak menjadi marah. Dituturkan Kak Seto, sapaannya, meminta gadget pada anak bisa dengan cara yang menyenangkan namun jelas.

Biadab! Israel Eksekusi Anak Palestina Beramai-ramai dari Usia 4-16 Tahun

"Jangan rampas gadget. Bikin lagunya gadget soal manfaat dan kerugiannya. Intinya kreatif, bisa dengan dongeng. Harus ada komitmen untuk atasi itu (pemakaian gadget). Biasakan ada pertemuan keluarga. Tapi jangan sekadar perintah saja. Mendengar suara anak juga," tuturnya dalam acara konferensi pers Chimiland oleh Lemonilo, di Jakarta, Kamis 25 Agustus 2022.

Ilustrasi anak di bawah umur nonton konten pornografi

Photo :
  • iStock Photo
Jelang Lebaran, Irish Bella Ajarkan Anak Cara Bedakan Nominal Uang THR

Senada, Ketua Tim Kerja Perilaku Ibu Hamil, Anak, dan Remaja, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Dra. Herawati MA., turut membeberkan bahwa penggunaan gadget tinggi sekali pada anak, apalagi sejak pandemi. Tak dipungkiri ini juga berkaitan dengan sekolah virtual, di samping gadget yang menjadi gaya hidup kekinian.

"Sekarang sudah jadi masalah sendiri dengan penggunaan gadget pada anak. Penggunaan gadget harus tetap dikontrol, diawasi orangtua terutama untuk anak-anak SD, mungkin remaja juga perlu betul-betul didampingi," tambah Hera.

"Pertama, jangan sampai mereka jadi adiksi. Karena anak akhirnya jadi ketergantungan dan sibuk dengan gadgetnya. Akhirnya pertumbuhan psikis sosionya terganggu karena dia otomatis tidak mau berinteraksi dengan orang lain," sambungnya.

Diakui Hera, secara tidak langsung banyak orangtua muda yang sejak awal membiarkan pemakaian gadget tanpa pengawasan. Hera menilai, ada unsur para ibu yang enggan direpotkan dalam menjalani aktivitasnya sembari mengasuh anak.

Ilustrasi anak pakai kacamata/main gadget.

Photo :
  • Pixabay.

"Kalau dulu dipikirnya hanya sebentar tapi lama-lama dia butuh itu. Itulah yang jadi kendala juga, apalagi ibu-ibu yang kerja. Kita kadang nggak sabar. Kalau dari kecil dibiasakan jadi terus (adiksi) sampai besar," imbuh Hera.

Maka dari itu, ketika anak mulai sulit lepas dari gadget, Hera menganjurkan orangtua segera mengajak diskusi. Buat kesepakatan bahwa dalam sehari pemakaian gadget untuk bermain hanya 1 jam.

Dari penelitian, Hera menyebut pemakaian gadget pada anak maksimal hanya 2 jam, untuk hiburannya. Sayangnya, hanya 33 persen anak yang sesuai anjuran dan sisanya melebihi durasi maksimal dalam memakai gadget.

"Kita juga harus jadi contoh, jangan terus-terusan pegang gadget. Karena itu kita harus bisa menahan diri. Bisa mengikuti olahraga sehingga waktu gadget bisa berkurang. Apalagi dengan permainan tradisional," tuturnya.

Ilustrasi anak bermain

Photo :
  • Pixabay/rbalouria

Dilansir dari WHO, anak-anak, khususnya usia di bawah lima tahun, harus menghabiskan lebih sedikit waktu di depan layar dan memiliki lebih banyak waktu untuk aktif bermain jika mereka ingin tumbuh dengan sehat. WHO juga menganjurkan untuk kembali menghadirkan permainan untuk anak-anak agar dapat mencegah obesitas serta mengajak anak untuk tetap aktif. 

Oleh karena itu, Chimiland hadir sebagai tempat bermain yang benar untuk anak-anak, karena mengajak mereka untuk aktif bergerak sekaligus mengenalkan berbagai macam permainan tradisional. Acara ini menyajikan wisata bermain anak melalui berbagai mainan tradisional Indonesia, seperti balap karung, balap bakiak, tarik tambang, dan masih banyak lainnya.

Selain mengajak anak melakukan aktivitas bermain yang menyenangkan, kegiatan yang diselenggarakan di Taman Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, pada 27 dan 28 Agustus 2022 mulai pagi hingga sore hari dan terbuka untuk umum, juga dapat menjadi ajang edukasi orangtua kepada anak untuk mengenalkan berbagai permainan tradisional Indonesia. 

Pun, setiap permainan tradisional ini akan memberi banyak manfaat bagi anak seperti melatih anak untuk bekerjasama, meningkatkan kemampuan motorik, sensorik, dan mengajak anak untuk berinteraksi sosial dengan keluarga ataupun lawan mainnya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya