Ramai Balita Joget Sensual dan Disawer, Psikolog Ingatkan Ini

Ilustrasi anak/balita.
Sumber :
  • Freepik/rawpixel.com

VIVA Lifestyle – Konten di media sosial saat ini begitu beragam yang dilakoni oleh usia dini sekali pun. Tak terkecuali dengan konten video singkat di mana seorang balita nampak asyik berjoget mengikuti gerakan orang dewasa dengan diberi tepuk tangan meriah bahkan hingga disawer uang. Namun di balik itu, ada bahaya psikologis mengintai.

Posko Mudik Perempuan Bisa Cek Kehamilan, Tekanan Darah Hingga Sedia Kondom! Catat Titiknya

Video singkat itu terlihat di salah satu akun gosip, Tante Rempong, yang menampilkan balita tengah berdiri kebingungan. Momen tersebut nampaknya dilakukan ketika sedang berlomba di sebuah lapangan luas.

Awalnya, hanya anak-anak lain di sekitarnya yang asyik berjoget menikmati musik. Lambat laun, balita dengan gaun mini berwarna merah muda itu ikut mencoba menggerakkan tubuh seperti anak lainnya. Tak lama, balita itu justru mencoba gerakan baru yang kurang tepat bagi anak seusianya.

Soal Program Makan Siang Gratis, Ibu Hamil dan Balita juga Perlu Dukungan untuk Cegah Stunting

Balita berjoget seperti orang dewasa.

Photo :
  • Instagram

Alih-alih dihentikan, orang dewasa di sekitarnya malah semakin 'menggila'. Mereka bertepuk tangan heboh seolah menyetujui gerakan balita itu. Banyak kamera dipasang untuk mengabadikan momen tersebut. Bahkan, tak sedikit orang dewasa yang memberikan uang ke jemari balita itu seolah mendapatkan saweran atas jogetan sensual tersebut.

Miris! Anak 5 Tahun Diduga Dilecehkan Ayah Kandung, Luka Robek Ditemukan di Alat Vital

Menanggapi hal itu, Psikolog anak dan keluarga sekaligus Direktur Lembaga Psikologi Daya Insani, Sani Budiantini menjelaskan bahwa berjoget pada balita memang memberi manfaat. Bahkan, itu berguna dalam melatih kemampuan motorik kasar dan halus di tubuhnya.

"Ketika balita berjoget sebenarnya tergantung tujuannya. Balita memang latih motorik termasuk menari, menendang, menggambar karena ada motorik halus dan motorik kasar," tuturnya kepada VIVA.

Akan tetapi, jika tujuannya bukan untuk mengembangkan kemampuannya, akan membuat psikologis anak terdampak. Sebab, anak adalah peniru ulung terhadap apa yang dilihat dan akan dicontohnya, termasuk gerakan berjoget sensual.

"Namun ketika konten ini berbau sensual, orangtua harus concern jangan sampai secara tidak sadar, ada dampak psikologis di mana anak ini malah diajarkan hal yang sifatnya sensual. Misalnya, kalau nari tidak sesuai gerakan di usianya," jelasnya.

Ilustrasi ibu dan anak/parenting.

Photo :
  • Freepik/lookstudio

Dampak psikologisnya bisa mengarah pada rasa malu hingga kepercayaan dirinya menurun. Maka dari itu, orangtua diimbau agar mengajarkan dan memberi contoh yang tepat sesuai usia anak serta menghindari konten-konten yang kurang tepat.

"Dan sebisa mungkin orangtua latih sesuai dengan aspek yang dituju. Misal perkembangan motorik kasarnya sesuai dengan perkembangan usianya. Jadi jangan hal berbau dewasa atau menyangkut sensualitas diajarkan ke anak-anak yang menyebabkan mengajarkan ke anak hal kurang baik," tandasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya