42,6 Persen Balita di Indonesia Terpapar Minuman Berpemanis

Ilustrasi anak minum
Sumber :
  • Pixabay/Candice_Rose

VIVA Lifestyle – Minuman berpemanis merupakan salah minuman yang banyak digemari masyarakat di tanah air, khususnya lagi anak balita. Namun terkadang kita tidak mengetahui dampak jangka panjang dibalik konsumsi minuman berpemanis.

Video Anak Kecil Mengendarai Sepeda Motor, Ada Risiko Hukumnya

Beberapa masalah kesehatan seperti kegemukan, diabetes hingga masalah kardiovaskular bisa mengintai di masa depan. Namun sayangnya konsumsi minuman berpemanis sudah menyasar usia balita. Yuk simak selengkapnya.

Spesialis anak, dr. Kurniawan Satria mengungkap bahwa saat ini 42,6 persen balita di Indonesia sudah terpapar minuman berpemanis dalam kemasan.

Pentingnya Kesehatan di Masa Golden Age Anak, Bakal Tentukan Kondisi Masa Depan

“Sayangnya kondisi sekarang buat anak-anak 42,6 persen balita di indonesia sudah terpapar minuman berpemanis dalam kemasan,” kata dia dalam acara FYI dengan tema Dunia Tipu Tipu Minuman Berpemanis Dalam Kemasan, Sabtu 17 September 2022.

Hari Buku Sedunia, Starbucks Indonesia Serahkan 8.769 Buku untuk Anak-anak

Diungkap Kurniawan bahwa alasan orang tua saat ini banyak memberikan anak mereka minuman berpemanis dalam kemasan sejak dini lantaran agar anak mereka tidak rewel. Padahal semakin dini seorang terpapar minuman berpemanis dalam kemasan semakin tinggi kemungkinan risikonya menghadapi penyakit tidak menular.

“Ini bahaya sekali. Semakin dini seseorang terpapar minuman berpemanis semakin tinggi kemungkinan risikonya menghadapi kondisi overweight,obes, diabet,jantung,ginjal, pembuluh darah,kanker, stroke, gangguan cemas atau perilaku demensia,” kata dia lebih lanjut.

Tidak hanya itu saja, Kurniawan mengungkap bahkan bagi beberapa orang, gula berlebihan bisa berdampak pada resistensi insulin.

“Bahkan buat beberapa orang gula berlebihan membuat mereka resisten terhadap insulin akhirnya terkena covid lebih parah. Penyakit tidak menulat tidak berdiri sendiri,” tutur dia.

Kurniawan mengungkap bahwa bagi anak-anak konsumsi bulan sendiri dibatasi maksimal lima persen dari asupan kalori harian.

“Buat anak-anak lebih sedikit lagi maksimal lima persen dari asupan kalori harian boleh dikasih gula tambahan enggak boleh lebih dari itu. Kalau anak lebih besar rekomendasinya maksimal 25 gram,” ujar dia.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya