Moms, Begini Cara Bikin Anak Lahap Makan Sayur

Ilustrasi anak sedang makan
Sumber :
  • Pixabay/vikvarga

VIVA Parenting - Merayu anak agar mau mengonsumsi sayur menjadi tantangan tersendiri bagi para orangtua. Terlebih bagi anak-anak pada rentang usia di bawah 10 tahun. 

Alasan Nikita Willy Biarkan Baby Issa Makan Sambil Ngantuk

Pada awal Agustus 2022 lalu, Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan, Imran Agus Nurali, memaparkan, menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, sebanyak 95,5 persen orang Indonesia masih kurang mengonsumsi buah dan sayur dengan porsi cukup. Hal itu masih menjadi masalah yang berkelanjutan. Scroll untuk informasi selengkapnya

"Dari hasil Riskesdas tahun 2018 bahkan dari tiga tahun sebelumnya, masalah kita adalah yang makan sayur dan buah masih relatif rendah, di bawah 10 persen," kata Imran dalam keterangannya, Senin 26 September 2022. 

Kondisi Anak Isa Bajaj Alami Kekerasan Kemaluan Ditendang, Sampai Periksa ke Poli Kandungan

Padahal, mengonsumsi sayur dan buah sangat penting untuk mencapai gizi seimbang, khususnya bagi anak-anak. Badan Kesehatan Dunia (WHO) secara umum menganjurkan anak balita dan anak usia sekolah untuk mengonsumsi sayur dan buah sebanyak 300-400 gram per hari. Sekitar dua pertiga dari jumlah anjuran konsumsi tersebut disarankan dalam porsi sayur.

Buah-buahan dan sayur-sayuran.

Photo :
  • Freepik/freepik
Kronologi Anak Isa Bajaj Alami Kekerasan, Kemaluan Ditendang Hingga Berdarah-darah

Ada banyak faktor yang membuat anak-anak tak gemar mengonsumsi sayuran. Salah satunya karena sayuran bukan menjadi makanan favorit yang punya rasa lezat. Berbanding terbalik dengan mi instan yang justru banyak digemari oleh anak-anak karena kelezatan rasanya. 

Padahal, mi instan dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan anak bila dikonsumsi berlebih, seperti meningkatkan risiko penyakit jantung, obesitas, diabetes tipe 2, hingga hipertensi. 

Sementara mengonsumsi sayuran sesuai dengan jumlah yang dianjurkan justru dapat melengkapi keseimbangan gizi dan mencegah berbagai kondisi buruk tersebut muncul. Guna mengatasi permasalahan tersebut, Ladang Lima pun merilis Mie Sayur Gluten Free, sebagai salah satu solusi untuk meningkatkan konsumsi sayur bagi anak-anak. 

"Kami ingin membantu seluruh orangtua di Indonesia untuk memenuhi gizi anak-anaknya dengan menghadirkan mi instan yang plant based. Demi dapat memenuhi kebutuhan harian sayur anak-anak, kami menghadirkan mi instan dengan kandungan sayur lima kali lipat lebih banyak dibandingkan mi sayur lainnya," tandas Co-founder Ladang Lima, Annisa Pratiwi.

Ilustrasi parenting/orangtua dan anak/anak makan.

Photo :
  • Freepik/freepik

Annisa menjelaskan, Ladang Lima sangat selektif dalam menggunakan bahan baku yang digunakan, di antaranya menggunakan kale dan beet sebagai sayuran yang kaya nutrisi, bekerja sama dengan petani sayur guna mendapatkan sayur segar bebas pestisida, tidak menggunakan protein hewani, serta menggunakan tepung mocaf atau singkong sehingga ramah untuk pencernaan, dan tidak mengandung lemak trans karena diproses dengan cara dipanggang.

Mie Sayur Gluten Free juga telah dilengkapi logo centang hijau atau 'Pilihan Lebih Sehat' dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) karena di setiap kemasannya mengandung lemak total di bawah 20 gram per 100 gram, serta natrium atau kandungan garam di bawah 900 mg per 100 gram.

"Mi ini merupakan solusi bagi orangtua yang selama ini kesulitan memenuhi kebutuhan sayur bagi anak-anaknya karena rasanya yang begitu lezat. Produk ini sekaligus menjadi upaya bagi kami untuk meningkatkan jumlah konsumsi sayur bagi masyarakat Indonesia, khususnya di kalangan anak-anak dan remaja untuk membangun generasi masa depan yang sehat dan bergizi," pungkas Annisa.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya