Miris, Indonesia Alami KLB Polio

Ilustrasi Imunisasi
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Asep/Fathulrahman

VIVA Parenting – Temuan kasus inveksi virus polio yang menyerang seorang anak berusia 7 tahun di Pidie, Aceh, pada akhirnya memaksa Indonesia harus mengumumkan adanya kejadian luar biasa (KLB) polio di dalam negeri.

Soal Flu Singapura, Menkes Singgung Virus Terus Berkembang

Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo mengaku prihatin atas kejadian ini sebab anak yang terkena polio tersebut ternyata belum pernah mendapatkan vaksin.

"Kemungkinan besar kan dia tidak memiliki kekebalan ketika virus menyerang. Ini yang kita sesalkan, mengapa tidak vaksin?" kata Handoyo dalam keterangannya di Jakarta, Senin, 21 November 2022.

Sosok Helena Lim, ‘Crazy Rich’ PIK Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Handoyo mengatakan, sebenarnya penyakit seperti polio, cacar air, gondongan, campak, hepatitis A dan penyakit menular lainnya, bisa diantisipasi penularannya dengan cara melakukan imunisasi dasar sesuai dengan ketentuan yang dianjurkan dokter, kepada seluruh anak Indonesia. 

Ilustrasi imunisasi anak

Photo :
  • GlaxoSmithKline
Mengenal Flu Singapura yang Akhir-akhir Ini Merebak di Indonesia

Hanya saja, kata politikus PDIP ini, cakupan imunisasi dasar pada anak terbilang masih rendah sehingga akibatnya beberapa jenis penyakit mengalami kenaikan.

Handoyo menjelaskan, pemerintah juga sudah menyampaikan beberapa penyakit anak yang menular mulai mengalami kenaikan yang signifkan akibat masih sangat rendahnya cakupan imunasi dasar anak. 

"Tapi mungkin karena dampak pandemic COVID-19, selama tiga tahun terakhir, membuat para orangtua enggan juga was-was jika membawa anaknya ke rumah sakit. Keengganan masyarakat seperti ini bisa kita pahami,” ujarnya.

Handoyo menambahkan, pihaknya mengapresiasi langkah cepat Kementerian Kesehatan dalam  merespons kejadian luar biasa (KLB) polio dengan imunisasi massal yang akan dilaksanakan di Provinsi Aceh dalam waktu dekat ini. 

Ilustrasi anak mendapatkan vaksin polio di Afghanistan

Photo :
  • Antara/REUTERS/Parwiz

Kendati demikian, kata Handoyo, pihaknya juga mendorong pemerintah agar terus menerus mengedukasi para orang tua agar tidak takut lagi membawa anak-anaknya ke fasilitas kesehatan dan pelayanan posyandu guna menjalankan program vaksinasi. 

“Saya kira vaksinasi dasar itu mutlak. Karena itu para orangtua bertanggung jawab penuh terhadap vaksinasi anak-anak kita, tidak boleh takut membawa anak ke fasilitas kesehatan serta jangan memilih (milih) vaksin yang telah ada," kata dia. 

Lebih lanjut Handoyo menuturkan, orang tua harus diyakinkan bahwa program vaksinasi pada anak ada perlakuan atau tempat khusus sehingga sangat kecil kemungkinan terpapar COVID-19. 

"Artinya, dengan edukasi dan sosialisasi, orangtua harus digerakkan kembali agar dengan suka rela memvaksin buah hatinya,” ujarnya. 

Selain itu, kata Handoyo, harus ada edukasi tentang apa saja risiko serta bahaya atau penyakit menular yang mungkin timbul dan mengancam kehidupan anak jika tidak divaksinasi. 

“Yang penting, orangtua harus disadarkan bahwa ke rumah sakit tidak perlu khawatir, sebaliknya ke rumah sakit justru untuk memperoleh jaminan kesehatan buat anak,” katanya. 

Handoyo melanjutkan, setelah menyiapkan program vaksinasi dasar yang lengkap, sesuai yang disarankan dokter, yang dimulai sejak bayi berusia kurang dari 24 jam, pemerintah juga harus secara terus menerus menggelorakan gerakan hidup sehat.

“Pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus bersama-sama menggelorakan vaksinasi serta mengkampanyekan betapa pentingnya vaksinasi dasar dan pola hidup sehat,” imbuhnya. 

Tingkatkan Vaksin Polio

Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad juga angkat bicara menyoroti keputusan pemerintah yang menetapkan Status Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio. Politikus Gerindra itu mengatakan, walaupun kasus Polio masih minim ditemukan, tapi vaksin tetap penting diberikan kepada anak-anak.

"Walaupun hanya ditemukan sedikit kasus, tapi menurut saya, ini vaksin polio ini sangat diperlukan terutama untuk anak-anak," kata Dasco di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 21 November 2022. 

Karena itu, Dasco meminta pemerintah meningkatkan lagi pemberian vaksin Polio kepada anak. Menurut dia, vaksin bisa diutamakan kepada daerah yang sudah terdeteksi penyebaran Polio.

"Oleh karena itu, kami minta kepada pemerintah, selain konsentrasi kepada vaksin COVID-19 tentunya, untuk vaksin polio ini agar lebih ditingkatkan lagi. Terutama di daerah-daerah yang sudah kira-kira terdeteksi ada penyebarannya di situ," kata Ketua Harian DPP Gerindra ini.

Diketahui, temuan kasus inveksi virus polio yang menyerang seorang anak berusia 7 tahun di Pidie, Aceh, pada akhirnya memaksa Indonesia harus mengumumkan adanya kejadian luar biasa (KLB) polio di dalam negeri.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya