Dear Orangtua, Kenangan Pahit Ini Dikenang Anak Hingga Dewasa

Ilustrasi marah
Sumber :
  • Freepik

VIVA Lifestyle – Memang tidak mudah menjadi orangtua yang mengasuh dan menjaga anak hingga dewasa serta sukses di masa depannya. Di proses tumbuh kembang si kecil ini, ada kalanya seorang ayah atau ibu justru memberikan pengalaman pahit dengan kata-kata buruk yang membuat anak mengenangnya sepanjang hidup.

Tantrum Anak Bukan Hal Seram! Ini Rahasia Mengatasinya dengan Bijak

Dalam akun instagram Parentinganaku, terungkap deret kata-kata menyakitkan dari orangtua yang dikenang oleh anak-anak. Bukan tanpa alasan, kata tersebut terungkap ketika mungkin emosi para orangtua atau kesabarannya telah mencapai batasannya. Namun tentu, hal itu tak berarti menjadikannya wajar mengucap hal buruk pada anak seperti yang diingat 3 bocah laki-laki ini.

Ketika ditanya 'apa hal paling buruk yang diucapkan ibu saat marah?', ketiganya secara terpisah mengatakan satu kata yakni 'Bodoh'. Mereka pun tak menampik bahwa kata tersebut ditujukan untuk mereka, dengan menyebutnya sembari tersenyum.

Yang Harus Dilakukan Orang Tua Saat Anak Mulai Sakit, Dokter: Jangan Diajak ke Mall!

Ilustrasi parenting/orangtua dan anak.

Photo :
  • Freepik/senivpetro

"Ibu mengatakan kalimat menyakitkan. Dia bilang, bodoh," kata seorang bocah laki-laki itu, seraya tertawa.

Trik ala Tasya Kamila agar Anak Gak Gampang Sakit, Bisa Dicontek Bun!

Ekspresi sang anak yang masih begitu dini menandakan bahwa ia belum memahami betul kondisi dan arti kata-kata yang diucapkan tersebut. Namun, ketiga anak itu memahami bahwa kata tersebut adalah hal buruk dan menyakitkan.

Di slide berbeda, pertanyaan ditujukan pada orang dewasa dengan kalimat 'ucapan paling menyakitkan apa yang paling terkenang?'. Salah seorang perempuan menyebutkan bahwa kata-kata serupa dengan bodoh, menjadi makanannya ketika sang ibu mengajari soal matematika. Ia pun mengaku terpukul hingga kini dan berjanji tak akan mengulang perbuatan itu pada anaknya.

Sama halnya seperti seorang laki-laki dewasa yang ditanya pertanyaan serupa. Jawabannya pun cukup menohok, namun ia memiliki harapan bahwa di kehidupannya kini akan memperbaiki hubungan dengan ayahnya meski kata-kata di masa lalu masih tertancap dan menyakiti hati.

"Aku dan ayah sering berdebat sengit. Dan hal paling kuingat dia bilang, malu memiliki anak sepertiku. Kata-kata itu menancap hingga kini. Aku tetap memikirkannya dan membuatku termotivasi untuk jadi lebih baik dan berusaha bangun relasi lagi dengan ayahku," katanya.

Dikutip laman Healthline, Anak-anak berkaca pada orang tua mereka untuk belajar. Jika kemarahan dan agresi terkait seperti berteriak, berbicara buruk adalah bagian dari kegiatan sehari-hari orangtua, maka akan dianggap "normal" oleh seorang anak dalam keluarganya, perilaku mereka juga akan mencerminkan hal itu.

Bermain dengan orangtua.

Photo :
  • vstory

"Pekerjaan nomor satu Anda sebagai orang tua, setelah memastikan keselamatan anak-anak Anda, adalah mengelola emosi Anda sendiri," ujar Penulis dan pendidik orang tua Laura Markham, Ph.D. 

Penelitian terbaru menunjukkan, berteriak dan berbicara buruk membuat anak lebih agresif, secara fisik dan verbal. Berteriak secara umum, apa pun konteksnya, adalah ekspresi kemarahan. Itu membuat takut anak-anak dan membuat mereka merasa tidak aman.

Ketenangan, sebaliknya, menenangkan, yang membuat anak-anak merasa dicintai dan diterima meskipun berperilaku buruk. Jika membentak anak bukanlah hal yang baik, membentak yang disertai dengan kata-kata makian dan hinaan dapat dikualifikasikan sebagai pelecehan emosional. Itu terbukti memiliki efek jangka panjang, seperti kecemasan, harga diri rendah, dan peningkatan agresi.

Inilah cara orangtua dapat mempraktikkan disiplin positif yang tidak melibatkan membentak dan kata buruk

1. Beri waktu diri sendiri

Ilustrasi anak main gadget.

Photo :
  • Pexels/Ron Lach

Kendalikan diri Anda sebelum menjadi sangat marah sehingga Anda kehilangan kendali dan meninggikan suara. Dengan menjauh dari zona konflik selama beberapa saat, Anda memberi diri Anda kesempatan untuk menilai kembali dan menarik napas dalam-dalam, yang akan membantu Anda menjadi tenang. Itu juga mengajarkan anak-anak Anda tentang batasan dan mengelola emosi yang kuat dengan cara yang sehat.

2. Bicara tentang emosi

Ilustrasi emosi

Photo :
  • U-Report

Kemarahan adalah perasaan normal yang bisa dipelajari jika dikelola dengan benar. Dengan mengakui semua emosi, dari kegembiraan dan kegembiraan hingga kesedihan, kemarahan, kecemburuan, dan frustrasi, Anda mengajari anak-anak Anda bahwa itu semua adalah bagian dari repertoar manusia kita.

Bicarakan tentang perasaan Anda dan dorong anak-anak Anda untuk melakukan hal yang sama. Ini akan membantu mereka mengembangkan sikap hormat terhadap diri sendiri dan orang lain dan membentuk hubungan yang sehat dalam hidup.

3. Hadapi perilaku buruk dengan tenang, tapi tegas

Ilustrasi orangtua nge-prank ke anak.

Photo :
  • freepik

Anak-anak kadang-kadang berperilaku buruk. Itu bagian dari tumbuh dewasa. Bicaralah dengan mereka dengan cara yang tegas sehingga harga diri mereka tetap utuh tetapi jelaskan bahwa perilaku tertentu tidak dapat ditoleransi.

Berdiri setara pada tingkat mata mereka daripada berbicara kepada mereka dari atas atau dari jauh. Pada saat yang sama, ingatlah untuk meminta maaf sebagai perilaku hormat dan pemecahan masalah usai berkata buruk.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya