WHO Sebut Leukimia Masih Jadi Kanker Anak Terbanyak, Angka Kesembuhannya Hanya 30 Persen

Ilustrasi sel kanker.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA Lifestyle – Berdasarkan data World Health Organization, sekitar 400.000 anak tiap tahunnya mengalami kanker. Hingga kini, kankwr darah atau leukemia menjadi yang paling banyak menyerang anak-anak. 

Selamat! Mpok Alpa Umumkan Hamil di Usia 37 Tahun

Tidak terkecuali dengan Indonesia, kanker darah pada anak berada di posisi tertinggi, yakni sekitar 2000-3000 kasus per tahun. Kondisi ini juga dialami anak Denada Tambunan yang berjuang melawan leukemia pada usia 5 tahun.

“Awalnya aku lihat ada memar di tubuhnya dan dia juga demam. Setelah diperiksa dokter ahli darah, ternyata ada kecurigaan leukemia. Aku langsung bawa anakku menjalani berbagai perawatan seperti kemoterapi, tapi setelah kemoterapi dia enggak mau makan apa pun, maka aku cari cara supaya anak aku makan,” ucap Denada dalam acara World Cancer Day yang diselenggarakan oleh PT Kalbe Farma Tbk.

Mengenal Penyakit Radang Usus, Bisa Sebabkan Kanker Usus Besar Jika Dibiarkan

Shahnaz Haque dan dr. Ludi

Photo :
  • VIVA: Dedi

Dokter Spesialis Anak Subspesialis Hemato-Onkologi RS Cipto Mangunkusumo, dr. Ludi Dhyani Rahmartani, Sp.A-KHOM, mengungkapkan fakta yang terjadi di Indonesia. Salah satu tantangan terbesar dalam penanganan kanker anak di Indonesia adalah rendahnya kesadaran terhadap tanda dan gejala kanker anak. 

WHO: Imunisasi Global Menyelamatkan 154 Juta Jiwa Selama 50 Tahun Terakhir

“Hampir 50 persen kasus kanker anak yang datang ke fasilitas kesehatan sudah dalam keadaan stadium lanjut. Oleh sebab itu, tingkat keberhasilan penanganan kanker pada anak hanya sekitar 30 persen,” ungkap dr. Ludi Dhyani Rahmartani, Sp.A-KHOM.

Angka tersebut, kata dr. Ludi, jauh di bawah Malaysia (60 persen), Thailand (50 persen), dan negara maju yang tingkat keberhasilannya mencapai 80-90 persen. Padahal, apabila dapat terdeteksi secara dini, kanker pada anak dapat disembuhkan dengan pengobatan dan nutrisi yang baik.

Ilustrasi kanker darah.

Photo :
  • U-Report

“Terkadang status gizi pada pasien kanker anak dinomor-duakan, padahal pasien kanker sering mengalami malnutrisi akibat pengobatan dan efek samping dari terapi. Kondisi gizi yang buruk dapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi dan meningkatkan angka mortalitas pada pasien kanker,” papar dr. Ludi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya