- Pixabay/ambroochizafer
VIVA Parenting – Mengajarkan anak sejak dini untuk berpuasa bukanlah hal yang mudah bagi para orangtua. Anak harus dilatih untuk menahan lapar dan haus seharian sambil tetap melakukan aktivitas seperti biasa.
Melatih anak berpuasa tidak perlu terburu-buru karena dikhawatirkan dapat membuat anak merasa tertekan dengan kewajiban tersebut. Hal pertama yang menjadi pertimbangan orangtua untuk mengajarkan anak berpuasa adalah pastikan anak itu telah siap untuk mencobanya. Scroll untuk info selengkapnya.
Dr. dr. Bernie Endyarni Medise, SpA(K), MPH selaku Ketua 3 Pengurus Pusat IDAI menyarankan agar mengajarkan anak berpuasa ketika si kecil sudah punya ketertarikan untuk mencobanya.
Ilustrasi parenting/orangtua dan anak/anak makan.
- Freepik/freepik
"Pastikan juga anak sudah dapat berkomunikasi dengan baik, sehingga jika dia ingin berbuka karena tidak kuat, dapat mengutarakannya ke orangtua," ujar dokter Bernie dalam media birefing secara online, Kamis 6 April 2023.
Berpuasa di bulan Ramadhan bukan hanya soal menahan lapar dan haus, tetapi juga bagaimana seseorang bisa menahan hawa nafsu dan mengatur emosinya. Penjelasan soal makna berpuasa harus sampai pada anak-anak agar mereka mengerti alasan harus melakukannya.
Mengajarkan puasa pada anak yang masih kecil juga tidak boleh dipaksakan kecuali anak itu sudah akil balig atau dewasa. Namum sebenarnya, tidak ada batasan usia resmi sejak kapan anak-anak harus mulai berpuasa.
"Tergantung dari kesiapan anak dan orangtua. Bisa dimulai saat usia sekitar 6-7 tahun," jelasnya.
Kesiapan anak dalam menjalani ibadah puasa dapat dilihat dari tingkat kemandiriannya, tubuh yang lebih siap, dan kondisi kesehatan yang baik. Pada usia 7 tahun, anak umumnya mulai memiliki kemampuan pengertian yang bersifat konkret, logika, dan mulai memiliki kemampuan berpikir yang abstrak.
Setelah anak mau berusaha untuk coba berpuasa, berikanlah apresiasi seperti hadiah-hadiah kecil yang akan memotifasinya untuk terus mencoba lebih.
