Tips untuk Orang Tua Batasi Media Sosial Anak-Anak

Anak bermain media sosial
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Pemerintah diketahui tengah merencanakan aturan pembatasan penggunaan media sosial untuk anak-anak. Pembatasan ini dilakukan untuk menekan dampak negatif dari media sosial terhadap anak-anak.

Family Fun Day Global Jaya School Memperkuat Hubungan Orang Tua, Anak, dan Sekolah

Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid menegaskan bahwa upaya pengawasan perlindungan anak di ruang digital dilakukan dengan pembatasan akses pembuatan akun anak-anak di media sosial dan bukan pembatasan akses internetnya.

Berkaitan dengan aturan tersebut, tentu masih menimbulkan polemik di kalangan masyarakat. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Riset Indonesia Social Insight, Ini Nama Menteri-menteri Berkinerja Baik di Mata Publik?

Terlebih lagi, bahkan belakangan ini banyak anak-anak yang telah menggunakan dan memiliki akun media sosial sendiri.

Ilustrasi Anak Kecanduan Gadget

Photo :
  • Freepik
6 Cara Melindungi Anak dari Kecanduan Gadget, Dijamin Nggak Bikin Tantrum

Lantas bagaimana orang tua membatasi penggunaan media sosial untuk anak-anak?

Terkait itu, berikut ini cara yang bisa dilakukan oleh orang tua seperti melansir laman American Psychological Associaton.

1. Kenali Perkembangan Otak yang Mungkin Sangat Rentan Terhadap Fitur media sosial tertentu

Berkomunikasi dengan teman di media sosial dapat membantu perkembangan anak, termasuk kesempatan untuk mempelajari keterampilan sosial baru dan hubungan yang kompleks. Namun, tombol likes dan penggunaan AI mendorong pengguliran berlebihan dapat berbahaya bagi perkembangan otak.

Perkembangan otak remaja umumnya dimulai sebelum pubertas, sekitar usia 10 tahun dan berlangsung hingga awal masa dewasa. Ini adalah fase pertumbuhan penting saat otak mengalami perubahan perkembangan yang dramatis.

Pada awal masa remaja, area otak yang terkait dengan keinginan untuk diperhatikan oleh teman sebaya menjadi semakin sensitif. Media sosial dapat mengeksploitasi keinginan tersebut.

Sementara itu, area otak yang penting untuk pengendalian diri tidak berkembang sepenuhnya hingga awal masa dewasa.

Ilustrasi anak kecanduan gadget

Photo :
  • ist

Saat memikirkan penggunaan media sosial dalam keluarga Anda, penting untuk mengenali kerentanan unik otak remaja. Pedoman Anda seputar penggunaan media sosial harus berkembang seiring dengan pertumbuhan anak-anak.

Yang harus dilakukan: Batasi penggunaan media sosial pada platform yang mencantumkan jumlah likes atau dorong penggunaan berlebihan.

Gunakan pengaturan screen time yang tersedia di sebagian besar perangkat atau platform untuk membantu remaja menetapkan batasan dan belajar mengendalikan diri.

Larang waktu penggunaan layar yang mengganggu setidaknya 8 jam tidur setiap malam untuk memastikan perkembangan otak yang sehat di kalangan remaja.

2. Pantau dan Diskusikan Penggunaan Media Sosial Anak Anda

Orang tua harus mengambil pendekatan multicabang terhadap pengelolaan media sosial, termasuk batasan waktu, pemantauan dan pengawasan orang tua, serta diskusi berkelanjutan tentang media sosial.

Seperti disebutkan sebelumnya, batasan waktu dapat membantu remaja mengendalikan diri dan mendorong penggunaan media sosial secara wajar.

Membatasi fungsi obrolan, terutama di antara orang asing, dan membatasi paparan konten dewasa juga disarankan.

Ilustrasi anak dan media sosial di ranah digital

Photo :
  • www.pixabay.com/geralt

Khususnya untuk remaja yang lebih muda, orang tua dapat mempertimbangkan untuk mengizinkan penggunaan media sosial hanya saat anak-anak berada di rumah sehingga orang tua dapat mengawasi aktivitas daring mereka dengan lebih ketat.

Selain itu, orang dewasa disarankan untuk memantau kiriman dan konten media sosial yang dilihat, terutama pada awal masa remaja. Penggunaan media sosial tanpa pengawasan lebih mungkin membuat anak-anak terpapar pada konten dan fitur media sosial yang berpotensi membahayakan. 

Studi ilmiah menunjukkan bahwa orang tua juga harus terlibat dalam diskusi berkelanjutan dengan remaja tentang cara menggunakan media sosial dengan cara yang aman dan bermanfaat.

Hal ini sulit bagi banyak orang tua dan pengasuh karena beberapa platform dan fungsinya masih asing bagi banyak orang dewasa saat ini.

Yang harus dilakukan: Bicaralah dengan remaja Anda setiap minggu tentang cara kerja platform media sosial sehingga mereka merasa aman untuk menceritakan pengalaman mereka tanpa menghakimi.

Tanyakan kepada mereka apa yang mereka lihat di media sosial, bagaimana mereka memahami apa yang diunggah, dan ajukan pertanyaan hipotetis kepada mereka untuk mempelajari bagaimana mereka akan menanggapi berbagai situasi yang mungkin mereka hadapi secara daring.

Ilustrasi anak main HP/gadget.

Photo :
  • Pexels/Ron Lach

3. Jadilah Contoh Penggunaan Media sosial yang Sehat

Penelitian menunjukkan bahwa remaja mempelajari beberapa perilaku dan sikap media sosial dari orang tua mereka. Penting bagi orang dewasa untuk mencontohkan penggunaan media sosial yang sehat dalam kehidupan mereka sendiri. 

Untuk mencontohkan perilaku digital yang baik, hindari penggunaan media sosial saat makan malam atau saat berkumpul dengan keluarga, dan pastikan percakapan Anda tentang media sosial mencerminkan cara yang Anda inginkan agar mereka rasakan tentang penggunaan media sosial.

Yang harus dilakukan: Diskusikan bagaimana dan mengapa Anda menggunakan media sosial dengan anak-anak. Tetapkan batasan penggunaan media sosial untuk diri Anda sendiri dan dorong anak-anak Anda untuk mengikuti contoh Anda.

Manfaatkan liburan media sosial bersama keluarga dan diskusikan tantangan dan godaan yang Anda semua alami saat tidak menggunakan media sosial dalam waktu lama.

Ilustrasi anak remaja main gadget

Photo :
  • Pexels

4. Waspadai penggunaan media sosial yang bermasalah.

Waspadai tanda-tanda anak Anda mungkin menggunakan media sosial dengan cara yang tidak sehat. Penggunaan media sosial anak Anda mungkin menimbulkan masalah jika:

- Hal ini mengganggu rutinitas dan komitmen harian mereka, seperti sekolah, pekerjaan, persahabatan, dan kegiatan ekstrakurikuler.

- Mereka sering memilih media sosial daripada interaksi sosial tatap muka.

- Hal ini mencegah mereka mendapatkan setidaknya 8 jam tidur berkualitas setiap malam.

- Hal ini mencegah mereka melakukan aktivitas fisik secara teratur.

- Mereka tetap menggunakan media sosial bahkan ketika mereka menyatakan keinginan untuk berhenti.

- Mereka mengalami keinginan yang kuat untuk memeriksa media sosial.

- Mereka berbohong atau menggunakan perilaku menipu untuk menghabiskan waktu online.

Ilustrasi anak kecanduan media sosial

Photo :
  • U-Report

Yang harus dilakukan: Tanyakan kepada anak Anda apakah salah satu pernyataan di atas berlaku untuk mereka

Jika Anda khawatir anak Anda bergantung pada media sosial atau menggunakannya dengan cara yang tidak sehat, pertimbangkan untuk memberlakukan batasan baru terkait akses terhadap teknologi ini.

Jika Anda menduga anak Anda mengalami gangguan psikologis atau Anda mengalami kesulitan mengelola penggunaan media sosial anak Anda, seorang profesional kesehatan mental mungkin dapat membantu Anda menemukan cara yang lebih sehat untuk terlibat dengan dunia digital.

5. Ajarkan literasi media sosial.

Platform media sosial, sekolah, dan remaja semuanya dapat berperan dalam mengajarkan literasi media sosial. Orang tua dan pengasuh dapat membantu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya