- pixabay/Miguel L Perez
VIVA.co.id – Dalam sebuah perkumpulan keluarga, selalu ada anak-anak yang bersifat dominan dengan mengambil perhatian seluruh anggota keluarga dengan celotehan atau sekedar tingkah lucunya.
Sebaliknya, ada juga anak-anak yang terlihat malu-malu dan hanya senang berdiri di dekat ibunya.
Dalam kondisi ini orang tua seringkali merasa khawatir jika buah hatinya cenderung bersifat pendiam di antara teman-temannya yang aktif.
Padahal, anak yang introvert bukanlah permasalahan serius. Sama seperti orang dewasa, anak-anak memiliki karakternya masing-masing. Namun, orang tua cenderung menyamakan sifat anak-anak, padahal tidak semua anak-anak bisa menjadi populer.
Tindakan yang kurang tepat jika akhirnya orang tua memaksakan anaknya yang introvert untuk bersikap seperti anak lain yang lebih aktif, karena selain membuat si anak merasa malu, sikap ini bisa menyebabkan trauma pada anak.
Karena itu, penting sekali bagi orang tua memahami sikap dan tingkah alami anak.
Susan Cain, psikolog sekaligus penulis buku 'Quiet Power: The Secret Strength of Introverts', menjelaskan bahwa pribadi introvert memiliki perasaan yang lebih mendalam dan paham akan dirinya sendiri. Hal tersebut merupakan pemahaman mendasar yang diperlukan setiap orang.
Dalam bukunya susan juga menuliskan bahwa perbedaan neurobiological antara introvert dan extrovert adalah adanya reaksi gugup yang berbeda antara keduanya.
"Sikap gugup si introvert lebih responsif terhadap apa yang terjadi di sekeliling mereka," ujar Susan seperti Seperti dilansir popsugar mom.
Hal itulah yang jadi penyebab mengapa pribadi introvert lebih nyaman dan tenang terhadap stimulasi kondisi di sekitarnya. (hd)
