Anak Menderita Kanker, Orangtua Sebaiknya Jujur atau Bohong?

Ibu dan anak.
Sumber :
  • Pixabay/ Eelementus

VIVA.co.id – Jumlah penderita kanker di dunia setiap tahun terus bertambah. Bahkan menurut Ketua CCI atau Childhood Cancer International, Carmen Auste, setiap tiga menit, satu anak didiagnosis kanker di seluruh dunia.

Anak Idap Kanker, Bagaimana Sikap Tepat Orang Tua?

Itu artinya, 20 anak setiap jam, dan 480 anak setiap harinya didiagnosis kanker. Dan diperkirakan, dari 100.000 penderita kanker, dua persen di antaranya adalah anak-anak.

Kanker pada anak merupakan hal yang kompleks, karena melibatkan banyak pihak selain orangtua, keluarga, sekolah juga lingkungan sangat menentukan.

Temukan 7 Gejala Kanker Anak, Ahli Sarankan Perawatan Paliatif

Bagi orangtua, mengetahui buah hati kesayangan mereka menderita kanker merupakan hal yang sulit diterima. Mereka seringkali menolak mengakui bahwa anak mereka menderita kanker, yang pada akhirnya justru menyebabkan pengobatan semakin terlambat.

Jika orangtua tidak siap menerima kenyataan, mereka hanya sibuk dengan penolakan, dan bahkan tidak berpikir untuk menemukan cara yang terbaik. Apakah harus memberitahu atau tidak pada anak mereka tentang penyakitnya.

Saat Cinta Laura Bareng Angelina Jolie Hibur Anak-anak Pasien Kanker

Beberapa orangtua mungkin memilih untuk merahasiakan kenyataan tentang penyakit yang diderita si anak. Namun, beberapa orang lagi memilih jujur pada buah hati dan menghadapi hal tersebut bersama-sama.

Sebenarnya apa cara terbaik, apakah harus memberitahu atau justru menyembunyikannya. Psikolog anak, Astrid Wen mengatakan bahwa akan lebih baik jika orangtua memberi tahu anak tentang kondisi mereka.

"Setiap reaksi anak remaja berbeda, ada yang bisa menerima dan tidak. Tapi dia harus tahu sakit yang dia derita, pengobatan, kesulitan yang akan dihadapi. Jadi dengan memberi tahu bisa membuat anak mengantisipasi," ujarnya saat ditemui di Omah Sendok, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan,  Jumat, 17 Februari 2017.

Dia mengatakan, "Kalau enggak dikasih tahu, marahnya bisa lebih besar. Kalau orangtua merasa tidak kompeten atau bingung memberi tahu, berikan pada pakar atau pendamping yang dibekali edukasi. Orang yang bisa menularkan sikap positif, memberikan penerimaan yang baik, bahwa kanker itu tidak perlu ditakuti, harus bisa bersyukur dengan hidup kita."

Menurut Astrid, memberitahu hal seperti ini akan lebih mudah dilakukan pada anak remaja dibanding pada usia anak-anak. Karena mereka sudah bisa diajak bicara dan bisa mengatakan apa yang mereka rasakan. Dengan memberitahu anak tentang penyakit yang dideritanya, akan membuat anak memiliki daya juang untuk sembuh. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya