- Pixabay
VIVA.co.id – Siapa sangka, anak yang trauma kekerasan bisa menyebabkan mereka kecanduan berjudi. Menurut sebuah penelitian, anak laki-laki yang pernah mengalami trauma, termasuk kekerasan fisik atau menyaksikan kekerasan di rumah, memiliki kecenderungan untuk menjadi pecandu perjudian dan gangguan di masa dewasanya.
Dilansir laman Times of India, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anak-anak dengan kemungkinan masalah patologis perjudian, sebuah gangguan yang umum, kemungkinan besar akan mengalami cidera, kesulitan dalam pernikahan, tidak memiliki rumah, masalah keuangan dan kriminalitas saat dewasa.
"Ini menunjukkan bahwa gangguan berjudi tidak muncul dengan sendirinya, tapi kemungkinan gejala masalah sosial, perilaku, dan psikologis lainnya dari beberapa individu," ujar Amanda Roberts, psikologi forensik di University of Lincoln, Inggris.
Dalam penelitian yang dipublikasikan di jurnal Addictive Behaviours, tim peneliti menilai respons dalam sebuah survei yang dilakukan pada lebih dari 3.000 pria. Survei menilai ada beragam faktor kehidupan, dan hasilnya, lebih sedikit dari seperempat yang kemungkinan memiliki masalah patologis berjudi, pernah menyaksikan kekerasan di rumah semasa kecil.
"Pengalaman umum dari peristiwa kehidupan yang membuat stres, seperti kehilangan pekerjaan atau menjadi tunawisma saat dewasa, tidak terkait dengan respons psikologis ekstrem yang sama," kata Roberts.
Hal ini menunjukkan bahwa hubungan dengan peristiwa traumatis di usia dini bisa meningkatkan kerentanan terhadap perkembangan masalah perjudian.
Penelitian ini menekankan kebutuhan layanan perawatan terhadap masalah kecanduan berjudi ke dalam skrining rutin masalah peristiwa hidup traumatis atau kekerasan, sehingga perawatan bisa dirancang dengan lebih baik.