- Pixabay/Ambermb
VIVA.co.id – Sebuah penelitian baru menemukan bahwa anak-anak yang diberi pujian karena kecerdasannya, memiliki kecenderungan tinggi untuk menyontek saat ujian.
Penelitian yang dipublikasikan Psychological Science, membuat riset luas yang dipimpin Carol Dweck dari Stanford. Ia menghabiskan 40 tahun meneliti perkembangan pola pikir, yang membuktikan bahwa anak-anak yang dipuji karena usahanya daripada kemampuanya memiliki peluang lebih besar untuk sukses karena mereka lebih termotivasi.
Dilansir laman The Independent, penelitian berbasis di Toronto, Kanada, ini menunjukkan bahwa hal ini dapat mempengaruhi anak-anak di usia lebih muda dibandingkan teori yang ada sebelumnya. Dalam teori tersebut dikatakan anak berusia tiga tahun cenderung menunjukkan tanda ketidakjujuran jika menerima pujian atas usaha akademisnya.
"Hal yang umum dan alamiah untuk mengatakan pada anak betapa pintar mereka," kata rekan peneliti Gail Heyman.
Untuk mendapatkan temuan, para peneliti menanyakan 300 anak-anak, setengahnya berusia tiga tahun dan setengahnya lagi berusia lima tahun, di Timur China untuk ambil bagian dalam permainan menebak.
Beberapa anak dipuji karena kepintarannya, sementara lainnya dipuji karena usahanya, dan sisanya yang lain tidak dipuji sama sekali.
Anak-anak yang dipuji, kemudian diminta untuk berjanji tidak menyontek oleh para peneliti, lalu meninggalkan ruangan melalui tempat permainan.
Sebuah kamera tersembunyi mendokumentasikan anak-anak ini terus menyontek, mencondongkan badan untuk melihat jawaban yang ditinggalkan di meja lainnya.
Kang Lee, peneliti lainnya, mengatakan bahwa ini mengenai memberikan anak-anak pujian yang tepat. Anak-anak yang disebut pintar, atau orang lain berpikir mereka pintar, kemungkinan besar mengalami tekanan besar untuk melakukan yang terbaik yang bisa memicu mereka berbuat curang. (hd)
