Anak Broken Home Rentan Terjangkit HIV

Ilustrasi remaja.
Sumber :
  • Pixabay/ PublicDomainArchive

VIVA – Kondisi keluarga yang buruk, memicu anak memiliki kecenderungan sifat yang tidak stabil. Hal itu ternyata bisa berakibat fatal, karena menyebabkan anak mudah terjangkit penularan HIV.

Aisah Dahlan Ungkap Fakta, Mengapa Anak Broken Home Suka Terlibat Masalah di Pergaulannya
Kasus HIV AIDS di Indonesia memiliki angka yang cukup mengkhawatirkan. Mengacu pada data Kementerian Kesehatan RI hingga Maret 2016, kasus HIV di Tanah Air mencapai 198.219 orang dan kasus AIDS sebanyak 78.292 orang. Usia produktif menjadi angka yang paling rentan mendapatkan penularannya.
 
Beri Proteksi Cegah HIV hingga Kehamilan Tak Diinginkan, Begini Cara Pakai Kondom yang Benar
"Usia 20 hingga 29 tahun itu kelompok tertinggi yang rentan terjangkit HIV. Tidak sedikit kasusnya terjadi pada anak yang broken home," ujar Motivator dan Terapis, Shanti Maya, dalam acara GoHitz Talkshow bertema “Jauhi AIDS, jangan orangnya”, di kawasan Kemayoran, Jakarta, Rabu, 29 November 2017.
 
Bantah Tudingan Venny Alberti Tularkan Penyakit Kelamin, Akash Elahi: Saya Siap Tes HIV Lagi
Latar belakang keluarga yang buruk, memicu anak memiliki pendirian yang kurang stabil. Dilanjutkan Shanti, kondisi tersebut membuat anak menjadi rentan mencoba banyak hal yang bertujuan memuaskan rasa ingin tahunya.
 
"Anak dengan latar belakang broken home biasanya rentan mencoba narkoba dan seks bebas. Karena di kondisi keluarga seperti itu, anak mudah terjerumus kedua hal itu akibat kepribadiannya lemah dan berisiko memiliki sifat labil," papar Shanti.
 
Karena rasa penasaran dan pendiriannya yang kurang stabil, Shanti menekankan anak dengan latar belakang broken home ini berisiko tinggi terpapar penularan HIV AIDS. Untuk itu, ia menjelaskan bahwa peranan komunikasi keluarga dibutuhkan untuk memberikan kasih yang cukup pada anak.
 
"Anak yang broken home sering mendapatkan perhatian yang kurang, ini yang sebaiknya dipenuhi kedua orang tua secara imbang. Beri komunikasi yang cukup agar anak bisa memiliki pendirian yang kuat dalam menghindari hal negatif tersebut." (ase)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya