Serba-serbi Wisata Seru di Matakana Selandia Baru

Tawharanui Regional Park, Selandia Baru.
Sumber :
  • VIVA/Tasya Paramitha

VIVA – Beberapa orang memang gemar menyusun itinerary sendiri saat sedang traveling ke suatu tempat. Namun, tak sedikit juga yang memilih paket tur yang ditawarkan agen wisata, karena lebih terorganisir dan didampingi dengan pemandu.

Sri Mulyani Bertemu Menkeu Selandia Baru, Ini yang Dibahas

Itu pula yang VIVA lakukan saat berkunjung ke Auckland, Selandia Baru beberapa waktu lalu, dalam rangka memenuhi undangan dari Tourism New Zealand (TNZ). Di hari ketiga kunjungan, kami diajak mengikuti paket Gardens and Art Tour dari agen wisata Matakana Tours.

Sebagai informasi, tur ini berdurasi 5-6 jam, dimulai di pagi hari. Waktu itu kami dijemput di hotel pada pukul 08.30 waktu setempat. Supir sekaligus pemandu wisata kami, Gilbert langsung memacu kendaraan menuju kawasan Matakana, tak jauh dari Auckland.

Deretan Negara yang Memiliki Work Life Balance Terbaik di Dunia, Adakah Indonesia?

Tujuan pertama yakni hutan konservasi alam untuk melihat kauri, salah satu pohon tertua dan terbesar di dunia. Pohon yang masih satu famili dengan pohon damar yang banyak ditemukan di Indonesia ini adalah pohon raksasa dari zaman purba yang usianya bisa mencapai ribuan tahun.

Salah satu pohon terbesar dan tertua di dunia ini dulu tersebar luas selama periode Jurasik, namun saat ini hanya dapat ditemukan di Pulau Utara, Selandia Baru.

5 Negara dengan Persentase Jutawan Tertinggi di Dunia

Pohon Kauri.

Kami sangat terpukau melihat langsung gagahnya pohon kauri yang usianya sangat tua dan masih berdiri kokoh. Meski usianya mencapai 800 tahun, namun pohon kauri yang dinamakan The McKinney Kauri ini bukanlah yang tertua. Pohon kauri paling tua di Negeri Kiwi sekaligus di dunia, dinamakan Tane Mahuta dan berada di Hutan Waipoua. Usia pasti tidak diketahui, namun diperkirakan berusia antara 1.250 hingga 2.500 tahun.

Batang pohon Kauri.

Destinasi wisata kedua yakni Tawharanui Regional Park-East Coast, kawasan hutan lindung yang diperuntukkan bagi beragam spesies burung yang hampir punah, salah satunya tentu saja simbol Nasional Selandia Baru, yakni burung kiwi.

Kebetulan Gilbert, juga merupakan aktivis lingkungan yang turut terjun dalam usaha melindungi spesies burung di sana. Ia menjelaskan, untuk menghindari hewan-hewan predator, kawasan konservasi itu dikelilingi oleh pagar khusus yang tidak bisa mereka tembus. Beberapa pagar juga didesain untuk membuat para predator bingung dan menjebak mereka.

Tawharanui Regional Park, Selandia Baru.

"Alasan utama populasi burung kiwi menurun karena mereka tak bisa terbang sehingga mudah dimangsa predator," ucap Gilbert.

Menurut Gilbert, banyak warga lokal dan turis yang sengaja datang ke sana untuk piknik dan berkemah, terlebih saat musim panas, di mana cuaca hangat dan lebih cocok untuk main di pantai. Apalagi pemandangan di kawasan ini benar-benar indah.

Kerajinan dari tanah liat di Morris & James, Selandia Baru.

Selesai menjelajahi hutan, kami dibawa ke sebuah galeri seni mungil di Matakana untuk melihat beberapa lukisan karya seniman-seniman lokal. Tak hanya itu, kami juga diajak mengikuti tur singkat mengenai proses pembuatan kerajinan dari tanah liat yang terkenal, Morris & James, mulai dari proses pembentukan, pemanggangan, pengecatan hingga penyelesaian.

Jika Anda penggemar kerajinan dari tanah liat, Anda juga bisa berbelanja produk-produk mereka.

Kerajinan dari tanah liat di Morris & James, Selandia Baru.

Terakhir, Anda akan dibawa ke sebuah restoran cantik di Brick Bay Wines and Sculpture Trail bernama The Glass House. Seperti namanya, bangunan restoran adalah rumah kaca yang berada di sebelah kebun anggur dan danau yang indah. Bersantap di sini akan membuat Anda merasa sedang di adegan film drama Eropa.

Semua hidangan yang disajikan di sini juga terbuat dari bahan-bahan lokal yang segar dan berkualitas, mulai dari daging, ayam, ikan, bebek, domba, sayur mayur, buah-buahan dan bahkan keju.

The Glass House.

Uniknya lagi, tempat ini juga memiliki instalasi seni yang tersebar di perkebunan dan di tengah hutan mungil di dekatnya. Anda bisa berkeliling dan berjalan kaki menyusuri track khusus untuk melihat-lihat instalasi seni menarik.

Bahkan, ada salah satu instalasi seni di tengah hutan yang akan membuat Anda serasa ada di dalam film horor. Bagaimana tidak, saat Anda melangkah masuk hutan yang gelap, akan terdengar alunan musik khas gereja. Pokoknya unik dan belum pernah kami temukan sebelumnya.

Nah, bagi Anda yang juga ingin mengikuti tur menarik ini, bisa langsung mengunjungi matakanatours.co.nz. Ada juga sejumlah paket tur lain yang bisa Anda pilih sesuai keinginan. Untuk harga paket tur Gardens and Art sendiri adalah NZ$285 (Rp2,8 juta) per orang, sudah termasuk biaya makan dan antar jemput ke hotel atau penginapan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya