Laporan dari Australia

Jalan-jalan Cantik di Pasar Tradisional Kota Melbourne

Pasar Queen Victoria Market di Melbourne tak hanya dikunjungi pembeli, namun juga turis mancanegara.
Sumber :

VIVA – “Halo, saya Sarah, senang menjadi pemandu tur Anda. Silakan melihat-lihat dan ambil foto sebanyak-banyaknya di tempat ini. Di dalam kita akan mendapat penjelasan dan sejumlah hidangan yang menarik. Demikian sambutan selamat datang dari warga Kota Melbourne itu kepada serombongan turis.

Kilas Balik Timnas Indonesia di Olimpiade: Bikin Ketar-ketir Raksasa Eropa!

Ini bukan di museum, yang biasanya memang lumrah ada sambutan demikian. Bukan pula di restoran. Tapi ini di pasar. Namanya, Queen Victoria Market.

Bagi mereka yang baru pertama kali berkunjung ke sini dan belum mengetahui sejarahnya lebih dulu, mungkin mereka Queen Victoria Market ini adalah pasar yang baru berdiri beberapa tahun. Suasananya bersih, kios-kios di dalamnya tertata modern, pokoknya tak kalah dengan supermarket untuk soal kenyamanan berbelanja. Namun, Queen Victoria Market ini adalah pasar tua, usianya sudah 140 tahun lebih.

Mendagri Berharap Jakarta Jadi Kota Perekonomian seperti New York hingga Melbourne

“Pasar ini juga bagian dari sejarah Kota Melbourne. Maka, walaupun kios-kios di dalam rutin mengalami perombakan dan penataan ulang agar tetap higenis dan mengikuti perkembangan zaman, corak fasad pasar ini masih dipertahankan, seperti desain arsitektur aslinya yang bergaya khas abad ke-19,” kata Sarah kepada VIVA dan rombongan yang tengah berkunjung ke Kota Melbourne bersama Tourism Australia dan Garuda Indonesia, Jumat 16 Maret 2018.

Pedagang di Pasar Queen Victoria Market pamerkan dagangan di depan turis

Nasib Jakarta Usai Tak Lagi jadi Ibu Kota: Seperti New York dan Melbourne

Queen Victoria Market ini pun mematahkan mitos bahwa pasar tradisional pasti kotor dan tak layak dikunjungi turis, apalagi dari mancanegara, karena menjual bahan-bahan pokok, seperti daging, ikan, sayur mayur, dan buah-buahan. Berstatus tradisional di sini bukan berarti tak terawat dan tak layak kunjung.

 

“Kami mempertahankan status sebagai pasar tradisional, karena  jadi tempat transaksi langsung antara pembeli dan pedagang di berbagai kios, dan di sini juga berlaku jam buka dan tutup. Namun, standar higienis dan kenyamanan berbelanja terus kami perhatikan, sehingga tidak saja nyaman bagi warga lokal yang rutin berbelanja, juga untuk turis,” kata Sarah, sebagai salah satu pemandu tur yang dikelola Queen Victoria Market.

Pemandu tur di Pasar Queen Victoria Market Australia

Maka, bagi pengunjung yang sudah memesan tur terjadwal, mereka tidak saja mendapat sambutan ramah dari Sarah dan kawan-kawan. Peserta tur pun mendapat suvenir berupa tas belanja tote bag unik, cukup elegan, dan kuat dibawa untuk membawa banyak belanjaan sebagai pengganti kantong plastik kresek.

Di dalam tas spesial itu pun peserta tur mendapat voucher belanja senilai AUD$5 untuk pembelian produk-produk di pasar itu, kecuali yang dijual di restoran atau kafe. Ada satu lagi yang istimewa di bingkisan itu, sebuah piring kertas.

Anak-anak sekolah jadi peserta tur Pasar Queen Victoria Market

“Piring ini berguna untuk mencicipi aneka sampel hidangan yang disediakan sejumlah kios mitra tur kami di sini. Mulai dari roti, keju, penganan, hingga buah dan makanan laut,” kata Sarah. VIVA pun mencoba sampel gratis hidangan laut berupa kerang segar yang baru didatangkan dari laut Coffin Bay. Tinggal sluurp, rasanya pun sangat menyegarkan dan tidak amis, padahal kerang itu tidak dimasak dan cukup ditambah perasan lemon.

Jual kerang segar di pasar

Satu lagi fasilitas yang bisa dinikmati pengunjung pasar, termasuk turis. “Kami pun ada fasilitas gratis akses wi-fi untuk ber-Internet. Jadi bila ada turis yang mau langsung upload foto-foto mereka di pasar, bisa pakai akses wifi kami, yaitu pilih VicFreeWiFi di jaringan hotspot gadget Anda,” lanjut dia.     

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya