'Menjual' Indonesia Ke Warga Asing Lewat Cara Ini

Perajin menyelesaikan pembuatan Batik Cap di Rumah Produksinya
Sumber :
  • ANTARA/Adeng Bustomi

VIVA – Kain nusantara semakin hari semakin mendapat tempat yang istimewa di hati masyarakat, termasuk kalangan generasi muda. Terlebih sejak diakuinya salah satu kain nusantara, yakni batik sebagai warisan budaya oleh UNESCO.

YBI Memperkenalkan Batik Complongan Indramayu Melalui GBN 2023

Pada saat itu, hampir semua orang menggunakan batik yang tidak hanya digunakan sebagai pakaian untuk acara formal tapi juga untuk acara non formal.

Tidak hanya di kalangan masyarakat Indonesia, banyak warga asing yang ikut terpesona oleh kecantikan kain nusantara. Beberapa dari mereka bahkan ada yang khusus mengunjungi daerah seperti Lombok untuk melihat proses pembuatan kain tenun khas Lombok di daerah asalnya.

Viral Filipina Masukkan Pemandangan Indonesia di Video Promosi Pariwisata, Ini Komentar Pembuatnya

"Betapa kayanya Indonesia akan banyaknya kain. Dan banyak wisatawan yang suka dengan kain nusantara. Ketertarikan mereka terhadap kain nusantara karena ingin tahu cerita di balik pembuatannya, hingga bagaimana cara membuatnya," ungkap Deputi Bidang Pemasaran I, I Gde Pitana saat ditemui di Gedung Sapta Pesona Jakarta, Rabu 21 Maret 2018.

Anak anak Norwegia belajar membuat kain batik

Hana, Cara Chaera Lee Kenalkan Wastra Nusantara ke Generasi Z

Dia melanjutkan tingginya minat wisatawan asing terhadap kain nusantara dimanfaatkan sebagai ajang promosi destinasi wisata yang ada di Indonesia.

"Kain wastra merupakan identitas bangsa, jika bicara batik orang akan tertuju pada Indonesia. Berbicara soal tanjak itu Palembang. Ini modal kita yang akan kita jual ke luar," jelas dia.

Dia menambahkan, kain yang termasuk aspek budaya dijadikan sebagai media untuk dapat menarik wisatawan ke Indonesia.

"Berbagai pameran pariwisata di luar kita banyak menampilkan aspek budaya sebagai atraktor untuk menarik orang, kita gunakan spa, membatik, orang menenun dan wastra baik statis maupun dalam bentuk fashion show. Saya tidak mempromosikan wastra tapi saya gunakan wastra sebagai wahana promosi," jelas dia.

Seorang perajin membuat batik di Jotangan, Bayat, Klaten

Dia pun menyebut kemungkinan akan meluncurkan buku soal adiwastra sebagai salah satu suvenir bagi para wisatawan.

"Saya pernah membuat buku mengenai batik sebagai suvenir, mungkin nantinya akan membuat buku soal adiwastra yang lainnya," jelas dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya