Intip Ritual Cheng Beng, Mampu Satukan Melayu-Tionghoa

Cheng Beng di Bangka.
Sumber :
  • dok.ist

VIVA – Ritual Cheng Beng, alias ziarah kubur bagi etnis Tionghoa, membawa banyak berkah bagi Bangka. Kafe, hotel sampai maskapai, merasakan dampaknya yang menguntungkan.

Petualangan Mendebarkan di Gua Kelayang Belitung yang Eksotis

Semua ikut kebagian pundi rupiah dari ritual yang dibarengi dengan penutupan Bangka Cultural Wave 2018 di Pantai Tongaci, Bangka itu.

"Ini luar biasa. Perayaan Cheng Beng dan Bangka Cultural Wave membawa dampak positif terhadap peningkatan daya beli tiket pesawat. Garuda Indonesia mengalami kenaikan sekitar 90 persen. Bahkan, beberapa tanggal arus balik sudah sold out," terang Brand Manager Garuda Indonesia di Bangka Belitung, Solpa Puji Harsagi, melalui siaran pers kepada VIVA, Jumat 6 April 2018.

Rasanya Snorkeling di Pulau Lengkuas Belitung, Tak Terlupakan Indahnya

Peningkatan itu diprediksi akan terjadi lagi, setelah Cheng Beng atau arus balik penumpang.

"Saya memprediksi, setelah Cheng Beng, terutama satu minggu sesudahnya akan ramai lagi oleh arus balik penumpang. Bahkan, pada 6 April 2018, penerbangan Pangkalpinang ke Jakarta sudah penuh. Lalu, 7 April masih tersisa beberapa seat saja untuk kelas ekonomi,” kata Solpa.

Segarnya Gangan Ikan Khas Belitung, Asam Pedasnya Nikmat Banget

Saat Cheng Beng berlangsung, pusara-pusara Tiongkok di Sungailiat, Bangka, semarak dengan nyala lilin, dupa, hingga buah dan makanan yang diaturkan di makam para pendulu. Tampak pula orang-orang membersihkan kubur dan mendekorasi nisan dengan bunga-bunga hidup.

Makam-makam di Pemakaman Sentosa, Pangkalpinang juga penuh.

Sejumlah lampion menghias langit pemakaman. Ada juga pesta kembang api yang ikut digelar.

Ribuan lampion menyambut Imlek di kota Solo, Jawa Tengah

Sore harinya, kemeriahan berlanjut ke Pantai Tongaci, Sungailiat. Semua singgah ke penutupan Bangka Cultural Wave 2018.

Even yang masuk ke dalam 100 Calendar of Even Kemenpar itu semarak dengan akulturasi budaya Tionghoa dan Melayu.

"Dari tari Melayu, Barongsai hingga Wushu, berpadu jadi satu dalam balutan nuansa pantai yang lumayan oke. Ini bukti Bangka masih ada toleransi. Kegiatan ini menjadi bukti, jika kita masih solid. Semoga Cheng Beng dan Bangka Cultural Wave 2018, membuat kita semakin kuat,” tutur Ketua Pelaksana CoE 2018 Esthy Reko Astuti.

Sementara itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya memuji suksesnya ritual Cengbeng yang dibalut Bangka Cultural Wave. “Di Bangka, masyarakat Melayu dan Tionghoa hidup berdampingan, dan Bangka Cultural Wave menjadi salah satu simbol perdamaiannya,” ujar Menpar.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya