Miris, Sampah Menumpuk di Gunung Everest

Sampah di Gunung Everest, Himalaya.
Sumber :
  • tibettravel.org

VIVA – Kian hari, tingkah sejumlah wisatawan yang tak bertanggung jawab kian memprihatinkan. Baru-baru ini dikabarkan bahwa Gunung Everest, Himalaya berubah menjadi tempat pembuangan sampah.

Turunkan Jenazah Pendaki dari Gunung Everest, Profesi Ini Dibayar Miliaran Rupiah

Seperti dilansir New York Post, Senin, 19 Juni 2018, para wisatawan kaya yang menghabiskan uang sekitar Rp1,4 miliar untuk mendaki Everest tak peduli dan meninggalkan sampah di tiap tempat yang mereka lalui di gunung tertinggi di dunia itu.

"Itu menjijikkan. Sesuatu yang merusak pemandangan. Gunung itu ditinggali banyak sampah,” kata Pemba Dorje Sherpa, yang telah mendaki gunung itu sebanyak 18 kali.

Komet Berukuran 3 Kali Lipat dari Gunung Everest Menuju Bumi

Para turis tak bertanggung jawab meninggalkan tenda, peralatan mendaki, tabung gas kosong dan kotoran di berbagai tempat di Gunung Everest. Selain itu, gletser mencair yang disebabkan oleh pemanasan global juga mengekspos sampah yang terakumulasi dalam 65 tahun sejak Edmund Hillary dan Tenzing Norgay melakukan pendakian puncak Everest pertama yang sukses.

Para pendaki gunung lama mengatakan, bahwa peningkatan sampah di Everest sejalan dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang tidak berpengalaman yang berusaha mencapai puncak setinggi 29.029 kaki. Setidaknya 600 orang telah mendaki gunung selama tahun ini.

Terpopuler: Tips Diet ala Ade Rai sampai Kekacauan di Gunung Everest

Pendaki pemula meninggalkan hampir semua perlengkapannya di atas gunung dan pemandu juga tidak dapat membawa sampah menuruni gunung.

"Mereka harus membawa perlengkapan klien mereka sehingga mereka tidak dapat membawa sampah," kata Damian Benegas, yang telah mendaki Everest selama lebih dari 20 tahun bersama saudara kembarnya, Willie.

Nepal dan Tibet sama-sama berupaya membersihkan gunung tersebut. Sekitar lima tahun lalu, Nepal melembagakan sistem di mana dibutuhkan deposit US$ (Rp56,6 juta) tari tim pendakian dan hanya mengembalikannya jika setiap pendaki membawa setidaknya sekitar 8,1 kilogram limbah.

Di Tibet, para pendaki gunung diminta untuk membawa jumlah sampah yang sama dan didenda US$100 (Rp1,4 juta) per 0,9 kilogram limbah atau sampah yang tidak mereka bawa turun.

Tetapi banyak pendaki kaya yang tidak peduli dengan deposit Rp56,6 juta ketika mereka sudah menghabiskan banyak untuk pengalaman itu.

Beberapa ahli, seperti Presiden Asosiasi Gunung Nepal, Ang Tsering Sherpa, membentuk pasukan pembersihan Everest khusus untuk memperbaiki masalah.

“Ini bukan pekerjaan mudah. Pemerintah perlu memotivasi kelompok untuk membersihkan dan menegakkan aturan lebih ketat,” kata Ang. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya