Promosi Wisata Budaya Banten di 'Rumah Ibu Sultan'

Keraton Kaibon Culture Festival
Sumber :
  • VIVA/ Yandi Deslatama/ Banten

VIVA – Kebudayaan tradisional Banten mulai dari Debus hingga aksi pencak silat ditampilkan di 'Rumah Ibu Sultan' di Keraton Kaibon, yang berlokasi di Kecamatan Kasemen, Serang.

Makam Sunan Kalijaga Terendam Banjir, Peziarah Tetap Berdatangan: Berdoa Air Cepat Surut

Aneka atraksi budaya itu ditampilkan dalam acara Keraton Kaibon Culture Festival. Tak hanya atraksi, beragam kerajian tangan khas Banten juga dipamerkan di gerbang yang dibangun pada zaman kejayaan Sultan Banten.

Acara ini memang sengaja digelar sekaligus untuk melestarikan cagar budaya di Banten. "Insya Allah dalam tahun ini, pemerintah Banten juga akan merevitalisasi Banten Lama. Jadi jangan sampai Banten Lama, tidak seperti sekarang, mudah-mudahan ke depan bisa lebih baik lagi," kata Gunawan Roesminto, Ketua Panitia Keraton Kaibon Culture Festival, Sabtu, 30 Juni 2018.

Lestarikan Budaya, Banten Bistro Berganti Nama Jadi The Kaibon Restaurant

Keraton Kaibon Culture Festival yang digelar oleh alumni SMAN 1 Serang angkatan tahun 1993 ini, diharapkan dapat terus berlanjut. Dan bisa menjadi ajang untuk memasarkan budaya dan seni Bumi Jawara.

Jika dilanjutkan menjadi event tahunan, diharapkan dapat menarik wisatawan mancanegara dan menarik lebih banyak ilmuan untuk datang melakukan penelitian di kawasan cagar budaya, bekas reruntuhan Kesultanan Banten ini.

Museum Nasional Indonesia: Proses Evakuasi Koleksi Berjalan Baik, Pemulihan Jadi Prioritas Utama

"Ini salah satu bentuk memperkenalkan budaya di Banten. Mudah-mudahan cagar budaya yang ada di Banten, bisa lebih kita manfaatkan," kata Juliadi, staf dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Banten ditempat yang sama.

Keraton Kaibon Culture Festival

Jika ada yang ingin membuat acara kebudayaan lainnya di Keraton Kaibon, bisa mengurus izinnya dengan memerhatikan aturan cagar budaya yang ada, untuk tetap melestarikan peninggalan Sultan Banten.

"Proses izin sangat ketat, karena cagar budaya rentan rusak. Suatu cagar budaya jika didiamkan, nilainya tidak seberapa. Jika ada kegiatan, dengan rambu-rambu yang ada, maka ada nilai tambahnya," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya