Perhatikan Hal Ini saat Bertemu Orang Utan di Tanjung Puting

Aktivitas Orangutan di Tanjung Puting
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVA – Taman Nasional Tanjung Puting merupakan salah satu dari 51 Taman Nasional di Indonesia. Surga hijau yang membentang di ujung barat Provinsi Kalimantan Tengah ini merupakan salah satu kawasan konservasi bagi Orang Utan, serta beragam burung yang termasuk dalam daftar 20 burung terlangka di dunia. 

Viral Video Orang Utan Berjalan di Proyek Kutai Timur, Tampak Badannya Kurus Kering

Sebagai salah satu hewan yang tinggal di dalam ekosistem tersebut, Orang Utan menjadi salah satu magnet yang membuat para wisatawan penasaran untuk melihat spesies berbulu lebat ini secara langsung. 

Dan sama seperti manusia, primata ini juga memiliki rasa tak nyaman jika mendapatkan interaksi berlebihan. Oleh sebab itu, sebelum melihat langsung orang utan, ketahui dulu larangan-larangannya, seperti disampaikan Kepala Balai Taman nasional Tanjung Puting, Helmi, usai jumpa pers Wonderful Sail to Indonesia di Kantor Kementerian Pariwisata, Jakarta Pusat

Peneliti Ungkap Fakta Baru Soal Orang Utan di Indonesia

"Selain tidak boleh membawa makanan, saat masuk juga diingatkan agar tidak membuat kegaduhan, jangan terlalu banyak flash yang bisa menyebabkan rabun," ujarnya. 

Larangan untuk memberikan makanan sembarangan adalah karena pernah terjadi seorang wisatawan dikejar orang utan lantaran kedapatan menyimpan dan menyembunyikan makanan di dalam tas. 

Ketika Ahli Tanaman Bakau Berbicara Tentang Orang Utan  

"Setelah diserahkan apel yang dibawa diam-diam, baru (orang utan) pergi," ujarnya.

Biasanya hewan-hewan tersebut akan turun di waktu-waktu pemberian makan setiap jam 14.00. Momen seperti ini yang kemudian dianggap menarik dan membuat wisatawan mancanegara penasaran untuk melihat langsung bentuk hewan tersebut.

Sebagai informasi, Taman Nasional Tanjung Puting terletak di jalan HM Rafi'i nomor 90 Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Untuk masuk dan menikmati beragam hutan yang ada di dalamnya wisatawan dikenai biaya masuk Rp5 ribu untuk warga lokal di hari biasa, sementara untuk turis sebesar Rp150 ribu di hari kerja, sementara hari libur menjadi Rp225 ribu untuk wisman dan Rp7.500 untuk lokal. 

Selain menyiapkan biaya masuk, perlu diketahui untuk mencapai habitat orang utan, perlu menyusuri sungai dengan menggunakan kapal klotok, yang disewakan dengan harga mulai Rp600 ribu hingga Rp2 juta per hari. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya