Rumah Shelter di Lokasi Gempa Lombok Bakal Jadi Homestay Unik

Bangunan rumah transisi korban gempa bumi di Desa Kekait, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, NTB
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi

VIVA – Gempa yang mengguncang Lombok dan sebagian besar wilayah di Nusa Tenggara Barat menyisakan banyak pekerjaan rumah pasca bencana terjadi. Pemerintah dan lembaga kemanusiaan bahu-membahu membantu Lombok bangkit kembali.

Wow, Pegawai ASN yang Pindah ke IKN Bakal Dapat Satu Unit Apartemen Layak Huni

Berbagai rencana pembangunan sedang diupayakan, salah satunya dengan pembangunan hunian tetap atau pun sementara.

Banyak yang menantikan proses pembangunan hunian tetap yang masih belum rampung hingga saat ini. Padahal, musim hujan sudah mulai mengguyur NTB, solusinya, tentu saja hunian sementara yang dibangun secara gotong royong oleh masyarakat dan lembaga kemanusiaan bersama para donatur.

Kemenpan-RB Siapkan 200 Ribu Formasi Calon ASN untuk Ditempatkan di IKN

Tak berhenti di sana, para donatur dan masyarakat awam tentu memikirkan kembali akan jadi apa rumah-rumah shelter atau hunian sementara itu nantinya jika masyarakat mulai menempati hunian tetap yang dibangun pemerintah.

Ternyata, tak hanya membangun, lembaga kemanusiaan, seperti Rumah Zakat telah memikirkan tentang masa depan kelanjutan manfaat hunian sementara jika hunian tetap telah rampung.

Menpan-RB Sebut Setiap ASN di IKN Dapat Satu Unit Hunian Apartemen Seluas 98 Meter Persegi

"Kalau hunian tetap pemerintah jadi, ini (hunian sementara) untuk desa berdaya, potensi keunggulan, desa wisata edukasi bencana," kata Chief Marketing Officer Rumah Zakat, Irvan Nugraha, saat ditemui dalam acara Shopee Bersama Lombok, di Senopati, Jakarta Selatan, Senin 24 September 2018.

Lebih lanjut Irvan mengatakan, nantinya masyarakat bisa mengelola desa berdaya tersebut, baik dijadikan homestay atau manfaat wisata menjual lainnya.

"Turis diajakin tidur di situ, kasih ide pada warga untuk digunakan sebagai homestay. Kalau dikelola jadi badan bersama masyarakat, tinggal semalam Rp100 ribu kan lumayan," ujarnya.

Dengan memanfaatkan tanah dari Pemerintah Daerah, pembangunan hunian sementara tersebut diharapkan tidak menimbulkan konflik ke depannya. Sebab itu, sebelum dibangun, pihak Rumah Zakat biasanya akan menunggu surat resmi dari pemerintah dan kesepakatan dari warga sebelum membangun hunian yang diperkirakan menghabiskan Rp12,5 juta untuk satu unit hunian sementara.

"Tanah Pemda, yang aman tidak menimbulkan masalah baru. Kita tunggu surat resmi pemerintah bahwa itu digunakan, setelah resmi, kumpulkan warga, kalau sepakat baru dibangun daripada konflik."

Hingga saat ini, Rumah Zakat telah membangun sekitar 100 unit hunian sementara dari jumlah yang ditargetkan sebesar 1.000 unit hingga akhir tahun 2018. Hunian sementara ini juga memberdayakan ekonomi masyarakat, dimana bahan bilik yang digunakan dibeli dari masyarakat. Hunian ini terdiri dari dua kamar dan ruangan serbaguna.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya