- dok.ist
VIVA – Penurunan harga tiket pesawat yang disepakati oleh asosiasi maskapai, Indonesia National Air Carrier Association (INACA) sebesar 20 hingga 60 persen yang mulai berlaku Minggu, 13 Januari 2019, disambut semringah banyak pihak, terutama masyarakat yang kerap memanfaatkan jasa penerbangan untuk berbagai keperluan.
Tak hanya menjadi kabar gembira bagi para perantau, turunnya harga tiket pesawat juga menjadi kabar baik di bidang pariwisata. Jika selama ini mahalnya harga tiket pesawat menjadi pertimbangan tersendiri bagi para pelancong untuk berwisata, kini dengan turunnya harga tiket tentu mereka tak perlu pusing memikirkan harga tiket yang selangit.
Kabar turunnya harga tiket pesawat tersebut disambut baik oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya. "Sangat (positif). Karena transportasi sangat menentukan orang datang atau tidak," kata Menpar, Senin 14 Januari 2019.
"Itu bisa dilihat kalau LCC perkembangannya lebih dari 20 persen, karena LCC (Low Cost Carrier) tinggi, karena orang kalau bepergian atau pariwisata kecenderungan memilih LCC,” sambungnya.
Meski menyambut baik turunnya harga tiket pesawat, Menpar berharap agar wisatawan mancanegara kedepannya juga menjadi pertimbangan.
"Kalau wisnus enggak terlalu masalah kecuali kalau nyeberang pulau. Wisman ini yang kita mengusulkan adanya LCCT (Low Cost Carrier Terminal), terminalnya murah. kalau terminalnya mahal membuat keseluruhan ongkos tiket menjadi mahal."
Seperti diketahui sebelumnya, Menpar menegaskan pentingnya membuat LCCT sebagai upaya menggenjot jumlah kunjungan wisatawan mancanegara. LCCT merupakan lokasi pendaratan bagi maskapai berbiaya rendah atau LCC, sementara Indonesia sendiri belum memiliki LCCT dan baru mulai mempersiapkannya di terminal 1 dan 2 bandara Soekarno Hatta. Keberadaan LCCT ini nantinya turut menggenjot kedatangan wisman backpacker atau pelancong dengan dana terbatas.