Logo timesindonesia

Kampung Budaya Polowijen, LestarikanTopeng Malang

Didik Meidianto selaku Sekretaris Pokdarwis Kampung Budaya Polowijen sedang membuat topeng malang berbahan fiber (FOTO: Rosidatul Hasanah/ TIMES Indonesia)
Didik Meidianto selaku Sekretaris Pokdarwis Kampung Budaya Polowijen sedang membuat topeng malang berbahan fiber (FOTO: Rosidatul Hasanah/ TIMES Indonesia)
Sumber :
  • timesindonesia

Menjaga budaya kearifan lokal, Kampung Budaya Polowijen (KBP) menggelar pelatihan Kriya Topeng Malang. Tak hanya membuat topeng KBP juga mengaplikasikan budaya Tari Topeng Malang dengan melatih para warga yang ingin belajar Tari Topeng Malang.

"Walau masih cukup baru KBP juga menjadi sentra pasar topeng malang, karena di kampung ini ada makam Ki Tjondro Suwono yang populer dengan sebutan Mbah Kiai Reni. Dia adalah seorang penyungging dan legenda seni tari Topeng Malangan," ujar Didik Meidianto selaku Sekertaris Pokdarwis Kampung Budaya Polowijen, Sabtu (2/3/2019).

Keberadaan Kampung Polowijen sebagai salah satu pusat belajar seni tari topeng sempat mengalami penurunan. Setelah Mbah Kiai Reni meninggal, tak ada keturunan Mbah Kiai Reni yang aktif melestarian kesenian leluhurnya itu.

"Karena itu kami bersama-sama ingin menghidupkan kembali budaya dan seni tari topeng di kampung ini, disini juga ada tempat untuk memproduksi topeng malang, " ujarnya.

Terdapat dua jenis topeng yang dibuat yakni topeng dari kayu dan topeng dari fiber. Untuk mengetahui proses pembuatan topeng malang ini Anda bisa datang langsung ke Kampung Budaya Polowijen.

Untuk pembuatan 1 topeng berbahan fiber membutuhkan waktu satu jam lamanya, dan masih menggunakan cara manual atau tradisional. Master dari topeng kayu digunakan sebagai cetakan dalam pembuatan topeng berbahan fiber ini.

"Bahannya ada resin, bubuk talk yaitu semacam kalsium tetapi lebih lentur, met atau  serat gelas yang digunakan untuk tulang penguatnya, dan bahan pendukung lainnya," terangnya.