Bedhaya Ketawang, Tarian Sakral oleh Penari Perawan Suci

Penari Bedhaya Ketawang
Sumber :
  • VIVA/ Fajar Sodiq/ Solo

VIVA – Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat atau yang biasa disebut Keraton Solo menggelar Tingalan Dalem Jumenengan atau peringatan kenaikan tahta Raja Paku Buwono (PB) XIII Hangabehi ke-15 pada Senin, 1 April 2019.

Modus Ragukan Keperawanan, Buruh Pabrik Tangerang Setubuhi Gadis di Bawah Umur Berulang Kali

Prosesi Tingalan Dalem Jumenengan ditandai dengan keluarnya para bregada prajurit keraton di pelataran depan Sasana Sewaka. Tak berselang lama, sang raja pun keluar dari Dalem Ageng Prabasuya menuju Sasana Sewaka.

Setelah itu, Paku Buwono XIII Hangabehi langsung duduk di atas dampak kencana yang menjadi singgasananya. Selanutnya, para sentana, abdi dalem duduk di hadapan sisi kanan dan kiri sinuhun. Sementara itu rayi dalem tiba dengan diantar puluhan abdi dalem.

6 Tradisi Malam Pertama Ini Bikin Geleng-geleng Kepala, Bisa Threesome Bareng Tante?

Prosesi Tingalan Dalem Jumenengan itu kemudian dilanjutkan dengan menampilkan tarian sakral Bedhaya Ketawang.

Raja Paku Buwono XIII

Britney Spears Akui Kehilangan Keperawanan Sejak Usia 14 Tahun, Ini Alasannya

Menurut Pengageng Parentah Keraton Kasunanan Surakatta, KGPH Dipokusumo, tari Bedhaya Ketawang itu ditarikan oleh sembilan penari. Para penari yang menarikan tarian sakral bukan sembarang orang. Yang dipilih, harus berdasarkan keyakinan bahwa penari tersebut harus masih gadis.

"Masih gadis, perawan dan tidak sedang menstruasi," kata KGPH Dipokusumo di Keraton Kasunanan Surakarta, Senin, 1 April 2019.

Penari Bedhaya Ketawang

Dipokusumo juga mengatakan, dalam pelaksanaan Tingalan Dalem Jumenengan Sinuhun kali ini, durasi waktu tarian sakral tersebut berbeda dengan peringatan kenaikan tahta dua tahun sebelumnya.

"Pada Tingalan Dalem Jumenengan tadi saya hitung durasi waktu tarian sakral Bedhaya Ketawang sekitar satu jam tiga puluh delapan menit. Ini beda dengan dua tahun terakhir yang dipentaskan sekitar 30 menit," kata dia.

Menurut Dipokusumo, durasi pementasan tarian sakral itu sebenarnya selama dua jam, namun dalam menarikan tarian saklar tadi, Sinuhun menugaskan salah satu adiknya, KGPH Benowo untuk sedikit mempercepat.
 
"Gusti Benowo didawuhi (diminta) untuk mempercepat sedikit. Meski dipercepat tapi gerakannya utuh karena itu hanya setelan waktu saja," sebutnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya