Kota di Jepang Ini Larang Turis Makan Sambil Jalan

Kota Kamakura di Jepang
Sumber :
  • instagram.com/toco.l

VIVA – Makanan yang banyak dijual di pinggir jalan sudah menjadi bagian dari wisata kuliner di banyak negara. Tapi, apakah artinya Anda bisa membeli dan memakannya sambil berjalan?

Apakah Berkumur saat Wudhu Tidak Membatalkan Puasa? Ini Penjelasan Para Ulama

Jepang menjadi negara yang tengah berusaha menjawab pertanyaan ini, khususnya di area yang populer oleh turis. Kota Kamakura, yang berada di prefektur Kanagawa adalah salah satunya.

Pada April lalu, kota tersebut mengeluarkan aturan resmi yang meminta pengunjung tidak makan sambil berjalan. Satu masalah besarnya terkait sampah dari bungkus dan sisa makanan yang bisa mengundang binatang dan membuat kotor lingkungan, sehingga warga harus membersihkannya.

5 Cara Menghilangkan Jerawat Batu Secara Alami, Dijamin Sembuh Seketika

Kamakura terletak sekitar 30 kilometer (km) barat daya Yokohama. Kota ini dikenal sebagai tempat di mana banyak kuil terkenal berada, begitu pula dengan pantai-pantai yang cantik.

Dikutip dari CNN, peraturan yang ditempel di area publik itu dibuat untuk membangun kesadaran akan masalah itu daripada memberi sanksi kepada para pelancong. Tidak ada denda atau surat teguran untuk orang yang melanggar aturan tersebut.

Nonton Mukbang Saat Puasa, Ustaz Wijayanto Bilang Begini

Secara khusus, Komachi-dori, sebuah jalan yang ramai dengan berbagai toko sudah menjadi fokus perhatian terkait dengan makan di luar. Jalan itu menjadi tujuan dari banyak wisata makanan lokal, selain juga menjadi area komersil.

Japan Today melaporkan ada 50 ribu-60 ribu orang mengunjungi Komachi-dori setiap hari. Itu merupakan jumlah yang cukup luar biasa jika dibandingkan panjang jalan yang hanya 350 meter.

Meski demikian, kekhawatiran mengenai makan sambil berjalan tidak hanya soal potensi menimbulkan sampah dan kotor saja. Banyak orang Jepang percaya bahwa itu adalah perilaku buruk, melakukan aktivitas lain sambil makan karena artinya Anda tidak menghormati makanan dengan baik.

Bagi sebagian orang, keyakinan ini berakar dari Perang Dunia II, ketika makanan adalah hal langka dan sesuatu yang sangat dihargai, tidak diperlakukan biasa saja. Namun isu mengenai turis makan di jalan bukan hanya menjadi perhatian Jepang saja.

Di Florence, Italia, satu bagian dari pusat kota itu memiliki larangan makan di trotoar, jalan, dan di depan pintu toko atau rumah. Bukan hanya mengenai kebersihan, ini adalah kawasan yang sangat padat dan sibuk sehingga orang-orang yang duduk di pinggir jalan membuat orang lain semakin sulit berjalan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya