Respons Menpar soal Orang Indonesia Lebih Pilih Wisata Keluar Negeri

Ilustrasi tiket pesawat dan paspor.
Sumber :
  • Pixabay/pexels

VIVA – Bukan hal yang mengherankan jika mereka yang memiliki bujet pas-pasan akan memilih berlibur ke luar negeri daripada Indonesia. Alasannya karena harga tiket pesawat untuk destinasi dalam negeri lebih mahal dari internasional. Banyak lelucon yang menyebut harga tiket ke Lombok lebih mahal dibanding ke Singapura atau Malaysia. 

Inflasi di Kendari Capai 6,85 Persen, Pj Wali Kota Soroti Tarif Tiket Pesawat

Menanggapi pilihan masyarakat ini, Menteri Pariwisata Arief Yahya mencoba memaklumi mereka dengan melihat dari kacamata masyarakat yang ingin bertualang namun dengan bujet minim. 

"Ini demand dan supply. Ketika dalam negeri mahal, jangan omongin nasionalisme, (bicara) uang tanpa nasionalisme. Seperti air ke bawah, dia akan mengalir ke tempat yang lebih murah, terjangkau, ketika di dalam sangat mahal, orang keluar," ujarnya usai peluncuran #PesonaMudik2019 di Balairung Soesilo Soedarman, Kementerian Pariwisata, Jakarta Pusat. 

Tiket Pesawat Mahal, Wagub Bali Minta Subsidi Silang dari Pusat

Seperti diberitakan sebelumnya, Ketua Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Sumut, Solahuddin Nasution, mengungkapkan, selain berdampak pada usaha mereka, kenaikan harga tiket pesawat berdampak  juga pada menurunnya kunjungan wisatawan nusantara ke objek wisata di Indonesia. Masyarakat memilih berkunjung ke luar negeri, karena, tiket pesawat penerbangan internasional relatif lebih normal. 

"Akibat mahalnya tiket penerbangan di dalam negeri, masyarakat akan lebih memilih melakukan perjalanan wisata ke luar negeri," ujar Solahuddin. 

Kemenkeu: Dampak Kenaikan Tiket Pesawat ke Inflasi Hanya 0,1 Persen
pesawat Garuda Indonesia di Bengkel GMF AeroAsia.

Jakarta-Lombok PP Rp 2,3 Juta, Simak Daftar Promo Tiket Garuda Indonesia 2023

Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia menggelar promo di awal 2023.

img_title
VIVA.co.id
7 Januari 2023