Wisata Gastronomi Bakal jadi Ladang Pemerataan Pendapatan?

Ayam Betutu khas Bali
Sumber :
  • VIVA/ Lutfi Dwi Pujiastuti

VIVA – Ubud di Kabupaten Gianyar, Bali, segera ditetapkan sebagai destinasi gastronomi berstandar global oleh organisasi pariwisata dunia atau UN World Tourism Organization (UNWTO). Proses pemilihan hingga akhirnya menggoda pihak UNWTO untuk datang dan melihat langsung Ubud bukanlah perkara mudah. Semua melalui proses panjang dan rumit.

Mahfud Md Perkenalkan Program 'Gastronomi' yang Lebih dari Sekedar Makan Siang Gratis

Jerih payah pemerintah dalam hal ini Kementerian Pariwisata rasanya sebentar lagi akan terbayar ketika UNWTO menetapkan Ubud sebagai destinasi gastronomi prototype UNWTO.

Mendapat pengakuan dari lembaga besar seperti UNWTO tentu saja menjadi kebanggaan bagi Indonesia. Nantinya, akan lebih mudah bagi Indonesia untuk menarik wisatawan mancanegara berkunjung ke Indonesia, karena telah mendapat pengakuan resmi dari organisasi besar dunia.

KTT G20 Sukses: Indonesia di Puncak Dunia?

Tak hanya menguntungkan dari sisi jumlah kunjungan wisata, tapi dengan ditetapkannya Ubud menjadi destinasi gastronomi prototype juga akan berdampak pada perekonomian Indonesia, bukan hanya nasional tapi juga daerah.

"UNWTO ada 157 negara anggotanya, dan bisa dilihat soon, kalau sudah nge-blast message ke 157 negara anggotanya dan 500 afiliasi members, apakah akan berdampak karena yang meng-endorse bukan lembaga tidak jelas," kata Ketua Tim Percepatan Pengembangan Wisata Kuliner dan Belanja Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Vita Datau, di Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata, Jakarta Pusat, Selasa, 11 Juni 2019.

Bikin Ngiler, Kuliner Legendaris Ini Hadir di Mandalika Lombok

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan bahwa sebagian besar atau sekitar 40 persen pengeluaran orang adalah untuk kuliner, karena itu kuliner ini menjadi perhatian pemerintah.

"Saya sebutkan pengaruhnya besar, 40 persen di kuliner. Size-nya terbesar, pertumbuhan lebih dari 10 persen, dan profit margin keuntungan selalu paling tinggi dibanding ekonomi kreatif lainnya. Tapi untuk wisman (wisatawan mancanegara), kuliner belum menjadi atraksi utama, dengan kata lain orang ke Indonesia datang belum tentu karena kuliner. Tapi untuk Wisnus (Wisatawan nusantara) sudah menjadi atraksi utama," kata Menpar menjelaskan pentingnya kuliner dalam peta pariwisata dan ekonomi kreatif.

Sementara itu, Aditya Amaranggana sebagai Project Specialist UNWTO, mengatakan bahwa dengan ditetapkannya sebuah daerah menjadi destinasi gastronomi, akan semakin besar juga peluangnya untuk menarik wisatawan dan yang lebih penting lagi adalah adanya pemerataan pendapatan dari hulu hingga hilir.

"Gastronomy tourism ini potensinya bisa menyebarkan pengeluaran turis yang datang ke Indonesia untuk lebih bisa mencapai daerah rural. Jadi tidak hanya terfokus misalnya Bali di Kuta. Jadi ada potensi pemerataan pendapatan dari sektor pariwisata,” tutupnya. (tsy)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya