Syawalan, 105 Balon Udara Hiasi Langit Pekalongan

Java Balon Festival di Pekalongan
Sumber :
  • VIVA/ Dwi Royanto/ Semarang

VIVA – Tradisi melepaskan balon udara pada tanggal 7 Syawal di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah disambut antusias warga, Rabu, 12 Juni 2019. Event bernama Java Balon Festival di Stadion Hoegeng Pekalongan itu menerbangkan 105 balon udara.

Amankan Penerbangan saat Mudik Lebaran, Kemenhub Hanya Izinkan Festival Balon Udara di 2 Lokasi Ini

?Tradisi tahunan itu dihadiri langsung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Yang menarik, balon-balon yang diterbangkan menampilkan corak balon ciri khas Pekalongan dengan batiknya. Balon udara yang diterbangkan juga terlihat dengan berbagai model, bahkan ada peserta yang sengaja membuat model bus.

Ganjar yang hadir pada acara tersebut cukup antusias mengikuti tradisi syawalan itu. Ia yakin festival ini jadi salah satu tradisi syawalan yang bisa jadi destinasi pariwisata di kota Pekalongan.

Menhub Minta Antisipasi Festival Balon Udara di Jawa Agar Tak Ganggu Penerbangan Arus Mudik

"Ini ada destinasi wisata baru di kota Pekalongan. Karena semua balonnya menarik, kreasinya bagus-bagus dengan ciri khas Pekalongan," kata Ganjar.

Selain kreasi balon, yang membuat Ganjar terpukau pada Java Balon Festival adalah semangat dari warga. Keguyuban mereka, menurut Ganjar bukan hanya nampak ketika membuat, namun juga ketika hadir untuk menerbangkan balon. Karena semua peserta mengenakan kostum-kostum yang unik, bahkan didukung pula dengan supporter yang tidak kalah menarik.

Ngeri, Terekam Detik-detik CEO Perusahaan Besar Terlempar dari Balon Udara dan Tewas

"Ini bisa dijadikan contoh bagi daerah lain yang punya tradisi syawalan serupa. Di Wonosobo juga ada tradisi seperti ini. Nah jika semua tempat melakukan tradisi dengan kreasi seperti ini akan mampu memajukan wilayahnya," katanya.

Acara tersebut merupakan hasil koordinasi antara Ganjar dengan Menteri Perhubungan. Ada dua sisi dilematis ketika menjelang perayaan syawalan, khususnya di Kota Pekalongan dan Wonosobo. Karena dua daerah tersebut punya tradisi menerbangkan balon, bahkan ada balon terbang yang sengaja diberi petasan untuk menarik perhatian.

"Di satu sisi penerbangan balon itu sebagai tradisi, namun di sisi lain balon yang terbang itu membahayakan penerbangan. Bahkan petasan yang ditaruh itu juga membahayakan. Karena pernah ada kejadian petasannya menggunakan gas tabung, membahayakan yang di bawah bahkan pernah menimbulkan kebakaran," katanya.

Karena ada sisi yang membahayakan penerbangan, AirNav segera mengambil langkah cepat. Namun tidak serta merta menghapus tradisi tersebut. Dirut AirNav, Novie Riyanto Rahardjo mengatakan kompromi yang dilakukan akhirnya balon tetap diterbangkan namun tidak diliarkan, tetap ditambat di tanah. Hal itu sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 40 Tahun 2018 tantang penggunaan balon udara pada kegiatan budaya masyarakat.

"Oleh karena, kami memfasilitasi masyarakat Pekalongan dengan menggelar Festival Balon tambat (tali). Tradisi tetap berjalan namun penerbangan tetap aman," katanya.

Java Balon Festival di Pekalongan

Pada tahun awal dilaksanakan festival tersebut pada tahun lalu, gaung balon tambat memang belum populer dan menarik minat masyarakat. Untuk itu AirNav memutuskan untuk memberi stimulan. Jajaran pemerintah dilibatkan, hadiah disiapkan dan masyarakat dikumpulkan.

"Pada festival akan menyediakan hadiah Rp70 juta, paket umrah, tiket pesawat, dan beragam doorprize," katanya.

Ternyata dengan begitu, minat masyarakat naik, bahkan lebih dari dua kali lipat. Hari, salah satu peserta mengatakan sangat antusias mengikuti festival ini. Dia bersama 10 kawannya berjibaku menyiapkan kreasi balon seindah mungkin selama dua pekan.  

"Siapa tahu dapat hadiah, kan lumayan. Ini balonnya sudah terbang dari pukul lima pagi. Harapannya semoga kegiatan ini ada terus setiap tahun dan hadiahnya ditambah," katanya. (tsy)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya