Potensi Besar, Kenapa Wisata Sumenep Tak Jua Menggema di Luar?

Sumenep Batik On The Sea di Pantai Slopeng, Ambunten, Sumenep.
Sumber :
  • VIVA/Nur Faishal

VIVA – Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, memiliki potensi plus-plus di sektor wisata dibandingkan tiga kabupaten lain di Pulau Madura. Ada bangunan peninggalan keraton yang masih berdiri tegak sebagai penegas wisata kebudayaan, juga ada ratusan pulau yang bisa digali dan dikembangkan menjadi wisata bahari. Namun, kenapa jumlah pengunjung dari luar Madura masih segitu-gitu saja?

Cak Imin: Saatnya Perubahan, Kekuatan Langit Sudah Nyata

Malam itu, Jumat, 26 Juli 2019, puluhan investor duduk di kursi putih yang ditata di jalan sisi timur Taman Bunga Kota Sumenep. Mereka datang atas undangan pemerintah kabupaten setempat dalam acara potensi investasi di Bumi Sumekar. Setelah acara seperti tarian tradisional, Bupati Sumenep A Busyro Karim lalu memaparkan tentang segala potensi daerahnya dan peluang berinvestasi.

Busyro menerangkan, Sumenep memiliki wilayah laut yang luas dengan hamparan lautnya 50 ribu kilometer persegi. Terpisah dari daratan Pulau Madura, mengapung sebanyak 126 pulau-pulau, kebanyakan tak berpenghuni. Saking luasnya, ada pulau yang bahkan lebih dekat ke Sulawesi atau Bali jika ditempuh lewat jalur laut dibandingkan ke Kota Sumenep.

Saat Anies Kampanye Minta Dukungan dengan Bahasa Madura: Pele Nomer Settong

Di luar potensi industri minyak dan gas, serta perikanan, itu potensi besar di sektor wisata. Destinasi wisata laut yang sudah beroperasi baru beberapa, seperti wisata laut di Gili Labak, wisata kesehatan di Gili Iyang, wisata pantai di Gili Genting, Pantai Lombang di Batang-Batang, dan Pantai Slopeng di Ambunten.

Belum wisata kebudayaan dengan keraton dan Masjid Jamik Sumenep yang masih berdiri tegak kendati sudah berusia ratusan tahun jadi ikonnya. Tetapi apa lacur, usai acara, kesan yang timbul di beberapa tamu undangan tak seperti diharapkan. Begitu pula soal event Sumenep Batik On The Sea di Pantai Slopeng, Ambunten, keesokan harinya, Sabtu, 27 Juli 2019.

Rombongan AMIN Tabrakan Beruntun di Sumenep

Pipit, pengusaha muda bidang jasa perjalanan wisata dari Yogyakarta, mengatakan apa yang disampaikan Bupati Busyro sebetulnya sudah banyak diulas di media massa dan sosial, bahkan lebih rinci dan lengkap. Tidak ada yang baru. Hal yang dibutuhkan investor sebenarnya soal teknis dan jaminan berinvestasi. 

“Beruntung ditutupi diskusi dengan Pak Kadis Pariwisata di Pantai Slopeng,” katanya kepada VIVAnews pada Minggu, 28 Juli 2019.

Pembatik di Sentra Batik Tulis Pakandangan, Sumenep.

Konsep event Sumenep Batik On The Sea di Pantai Slopeng juga demikan. Tak menimbulkan kesan berarti. Pipit mengamini penonton lumayan ramai. Namun dia mengira pengunjung mayoritas warga daerah setempat. Padahal, pengunjung yang coba ditarik datang seharusnya wisatawan dari luar. Itu belum bicara hotel dan rumah makan yang mestinya jadi paket wisata. 

“Kalau potensinya (wisata di Sumenep), Banyuwangi (kalah) jauh, tapi Banyuwangi luar biasa,” ucapnya.

Kendati demikian, Ketua Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (Asita) Jawa Timur, Arifuddinsyah, mengatakan dibandingkan tiga kabupaten lain di Pulau Madura, Sumenep paling siap di bidang wisata, terutama potensi alamnya. Destinasi wisata yang sering jadi perhatian warga luar Madura di antaranya Pulau Giliyang yang terkenal dengan kadar oksigennya yang tinggi. 

“Beberapa teman dari Malaysia telepon tanya paket ke Giliyang,” katanya.

Wakil Bupati Sumenep, Achmad Fauzi, tak menyangkal betapa sulitnya meningkatkan jumlah wisatawan ke Sumenep. Sejak kalender Visit Sumenep digebyar pada 2018 lalu, jumlah pengunjung domestik tak jauh dari angka 800 ribu orang per tahun. 

“Yang paling sulit naikkan pengunjung mancanegara. Kira-kira masih 20 ribu orang per tahun,” Katanya, Senin, 29 Juli 2019.

Minimnya infrastruktur jadi salah satu hambatan. Tetapi dia meyakini bukan tidak mungkin wisata di Sumenep ke depan bertambah baik. Apalagi, tak lama lagi hotel bintang tiga akan hadir dan kini masih proses garap. Direncanakan pula pengadaan transportasi laut modern untuk wisata kepulauan. 

“Saya ingin nantinya Sumenep jadi kota tujuan, tujuan wisata, bukan bersinggah saja,” katanya. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya