Semua Mengejar Turis China, Indonesia Fokuskan WIsata Halal

Objek Wisata Taman Bunga Aceh
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas

VIVA – Sejak beberapa tahun lalu, wisata halal ramai dibicarakan. Menteri Pariwisata Republik Indonesia Arief Yahya sendiri menyebut bahwa proyeksi wisata halal Indonesia di tingkat dunia sekarang menempati peringkat ke-1 dan setara dengan Malaysia. 

Warga China Takut Berkunjung ke Negara ASEAN Gegara Banyak Perdagangan Manusia

Ia menyebut bahwa tren wisata halal ke depan tak bisa dihindarkan. Arief menjelaskan hal itu lantaran pasar dari wisata halal sendiri sangatlah besar. 

"Orang mengejar turis China (memang) sizenya besar 130 juta (pengunjung) dengan spending US$150 miliar. Semua negara mengejar turis China," ungkap Arief saat ditemui di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Jumat, 20 September 2019. 

Turis China Hilang di Long Pink Beach TN Komodo, Sempat Terekam di Pinggir Pantai Pakai Baju Renang

Padahal lebih lanjut ia mengatakan bahwa turis wisata halal besarnya sama dengan turis China, karenanya beberapa negara lain, selain Indonesia seperti Jepang misalnya, sama-sama mengejar wisata halal.

Ia jua memaparkan bahwa selama ini banyak yang salah paham dengan istilah wisata halal sendiri. Sehingga, lanjut Arief, perlu dilakukan penyesuaian untuk istilahnya. 

Hilang Misterius, Turis China Belum Ditemukan di Long Pink Beach Labuan Bajo

"Tentang istilah halal boleh disesuaikan untuk daerah tertentu boleh kita sebut sebagai moeslem friendly tourism agar tidak ada ketersinggungan, atau moeslem friendly itu maksudnya customernya atau wisata ini ditujukan untuk muslim friendly atau lebih halus lagi friendly tourism, seperti di lombok itu," kata Arief. 

Hingga saat ini sudah ada tiga daerah yang mengajukan diri untuk dipromosikan sebagai halal tourism, yakni Nusa Tenggara Barat, Sumatera Barat, dan Aceh. Namun, menurut Arief proses penetapan itu melalui bottom up atau pengusulan dari tiap daerah masing masing. 

"Bagi daerah lain yang mengusulkan boleh, bagi yang tidak mengusulkan kita tidak akan mendukung atau menerapkan jadi wisata halal, jadi bottom up," kata Arief. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya