Logo timesindonesia

Mengenal Seni Hadrah Yang Bertahan di Kota Batu

Tujuh belas grup Hadrah mengikuti Festival Hadrah yang diselenggarakan di Rumah Dinas Wali Kota Batu. (FOTO: Muhammad Dhani Rahman/TIMES Indonesia) 
Tujuh belas grup Hadrah mengikuti Festival Hadrah yang diselenggarakan di Rumah Dinas Wali Kota Batu. (FOTO: Muhammad Dhani Rahman/TIMES Indonesia) 
Sumber :
  • timesindonesia

 

Dahulu, Terbangan atau ada juga yang menyebut dengan istilah Hadrah menjadi jembatan komunikasi antarsantri saat merencanakan aksi perlawanan melawan penjajah Belanda. 

Begitu juga saat Partai Komunis Indonesia (PKI) menggunakan seni dan budaya untuk menyebarkan paham mereka, Kesenian Hadrah digunakan untuk membentengi masyarakat dari ajaran ini. 

Kini kesenian Islami ini masih hidup dengan subur di Kota Wisata Batu, setiap desa memiliki grup musik Hadrah ini. Bahkan, ada satu desa yang memiliki sembilan grup musik Hadrah sekaligus.

"Itu baru grup putri, masih ada grup Hadrah putra dan masih juga ada grup yang belum tercatat karena belum masuk paguyuban," kata Ketua Paguyuban Majelis Taklim Hadrah Kota Batu, Asmaul Husna. 

Minat masyarakat Kota Batu mempelajari kesenian Islami Hadrah cukup besar. Dari waktu ke waktu jumlah grup terus bertambah. Saat ini ada 45 grup Hadrah yang bergabung dalam Paguyuban Majelis Taklim Hadrah Kota Batu. Satu grup Hadrah memiliki anggota minimal 20 orang. 

Perkembangan ini semakin pesat saat Pemkot Batu selalu menggelar Festival Hadrah saat memperingati Hari Ulang Tahun Kota Batu yang jatuh pada bulan Oktober.