Hidupkan Pariwisata, Kemenparekraf Buat Acara untuk Pasar Australia

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

VIVA – Traveling di era new normal adalah traveling yang lebih memerhatikan protokol kesehatan guna memastikan terhindar dari paparan virus corona atau COVID-19. 

Rupiah Melemah ke Level Rp 16.192 Per Dolar AS, Investor Cermati Dinamika Konflik Timur Tengah

Penerapan social distancing dan sejumlah protokol kesehatan lainnya, membuat para traveler lebih berhati-hati dalam memutuskan bagaimana mereka akan berlibur. 

Bahkan, sebagian besar orang lebih memilih untuk diam di rumah. Mengingat risiko penularan virus corona masih tergolong tinggi. Mereka berpikir, lebih baik sabar menunggu sampai keadaan benar-benar aman, daripada memaksakan berlibur tapi dengan rasa was-was.

Alasan Citroen Masih Enggan Pasarkan Mobil Hybrid di Indonesia

Tapi, tidak dengan kaum muda yang tak sabar untuk menjelajah dunia setelah border setiap negara sudah dibuka. Memanfaatkan kesempatan ini demi menghidupkan kembali pariwisata Indonesia yang terpuruk karena pandemi COVID-19, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif atau Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), mengadakan Indonesian Sellers Meeting untuk pasar Australia.

Baca Juga: #TanyaDokter: Benarkah Gatal di Kulit Disebabkan oleh Stres?

Kejuaraan Golf Internasional, Pj Gubernur Sumut Optimis Jadi Ajang Pembinaan Atlet

Bertajuk Australia Update - Insights to Tap the Youth Free Independent Traveler (FIT) Segment, acara ini akan digelar besok, Kamis 30 Juli 2020, mulai pukul 11.00 - 12.00 WIB, melalui platform online. 

Berdasarkan rilis yang diterima VIVA, Rabu 29 Juli 2020, acara ini bertujuan untuk memperoleh informasi dan insights tentang kaum muda FIT di Australia. Dengan mendengarkan pemaparan dari perusahaan petualangan wisata kecil terbesar di dunia, dan penerbit independen terbesar di Australia dan Selandia Baru. 

Melalui acara ini, Kemenparekraf berharap dapat memberikan insights dan referensi bagi para seller tentang tren pasar normal baru. Sehingga, produk pariwisata dapat memenuhi tren dan kondisi pasar yang baru.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya