Mudik Dilarang Tapi Wisata Diperbolehkan, Ini Kata Sandiaga Uno

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Demi menekan angka penularan COVID-19, pemerintah kembali mengeluarkan peraturan pelarangan mudik. Namun meski mudik dilarang, pemerintah masih memperbolehkan tempat-tempat wisata untuk dibuka. 

Innalillahi, Personel Polda Banten Gugur Usai Jaga Jalur Wisata Anyer

Kebijakan ini kemudian dianggap kontradiktif bagi sebagian orang. Di saat masyarakat tidak diperbolehkan untuk pulang kampung, tapi boleh berkeliaran untuk berwisata, yang tentu saja tetap berpotensi meningkatkan kasus COVID-19. 

Lalu, bagaimana tanggapan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, mengenai kebijakan tetap membuka destinasi wisata, yang dianggap kontradiktif ini? 

Polisi Pastikan Tak Ada Kemacetan di Aceh Meskipun Lokasi Wisata Penuh

Sandiaga Uno mengatakan, dia memahami betul bahwa saat ini kita masih berada di tengah pandemi COVID-19. Namun, menurut dia, kebijakan untuk meniadakan mudik diambil karena ingin menekan penularan angka COVID-19 dalam bingkai Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro. Lalu, bagaimana dengan berwisata? 

"Nah di dalam PPKM skala mikro tentunya mengacu kepada kebijakan dari pemerintah setempat bagaimana mengatur kegiatan masyarakat. Kami di sektor pariwisata tentunya harus memastikan bahwa dalam PPKM skala mikro, tempat wisata itu dibuka harus dengan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin," ujarnya saat wawancara dalam program Mata Najwa, dikutip VIVA dari YouTube Najwa Shihab, Kamis 15 April 2021. 

Kawasan Lembang Padat Merayap, Antrean Kendaraan Mengekor hingga Kota Bandung

Protokol kesehatan tersebut, mencakup memakai masker, menjaga jarak, memastikan ada tempat untuk mencuci tangan di sekitar tempat wisata dan mendorong untuk melakukan vaksinasi COVID-19 untuk para pekerja di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. 

"Dan yang terpenting bagaimana menjaga kapasitas agar tidak berkerumun dan tidak melebihi yang ditentukan oleh pemerintah, yaitu sekitar 50 persen di setiap destinasi wisata," kata dia. 

Jadi, menurut Sandiaga, pemerintah tetap mengambil langkah antisipatif dengan cara yang telah disebutkan di atas, yaitu penerapan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin. 

"Nanti pada saatnya masyarakat tidak diperbolehkan mudik mereka akan berkegiatan, bermobilitas. Dan salah satu tujuan mereka berkegiatan adalah di destinasi wisata. Oleh karena itu, pastikan protokol kesehatan dan kita punya panduan CHSE (Cleanliness, Health, Safety dan Environment Sustainability), itu kita lakukan secata ketat dan disiplin," tutur Sandiaga Uno. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya