8 Alasan Kuat Untuk Tidak Pindah ke Australia

Sydney, Australia.
Sumber :
  • abc news

VIVA – Australia menjadi salah satu negara yang dikunjungi banyak turis. Menurut data yang dikeluarkan oleh Ceic Data, pada 2022 saja, yang mana terhitung hingga bulan Februari, jumlah wisatawan yang melancong ke Australia adalah sebanyak 80,760 orang. 

Panas Ekstrem Melanda Thailand, 30 Orang Tewas

Australia memang menjadi salah satu traveling check yang populer, namun bagaimana dengan kasus jika pindah ke Australia? Apakah negara yang menyenangkan untuk memulai hidup baru, atau malah sebaliknya? 

Dilansir dari akun Youtube Data Fakta, yang menyebutkan delapan alasan untuk tidak pindah ke Australia. Simak rangkumannya berikut ini : 

Jamaika Akhirnya Akui Palestina Sebagai Negara, Peringatkan Israel Tarik Pasukan Militer

1. Suhu panas yang ekstrem 

Ilustrasi heatstroke/cuaca panas.

Photo :
  • Freepik/rawpixel.com
Shin Tae-yong Galau Harus Hadapi Negara Sendiri

Suhu di negara Indonesia memang panas, apalagi jika sudah memasuki musim pancaroba dan musim panas. Teriknya matahari bisa sangat terasa. Namun, jika dibanding dengan Australia, maka Indonesia dapat dikatakan sedikit beruntung.

Australia menjadi negara yang memiliki suhu panas yang tinggi. Bahkan, Australia pernah memegang 'rekor' panas dengan suhu 50 derajat celcius. 

2. Negara yang terisolasi 

Peta Australia

Photo :
  • pinteres/tamara

Meski menjadi negara dengan daftar tempat wisata yang banyak, namun tidak banyak yang tahu bahwa Australia termasuk negara yang terisolasi. Australia termasuk benua terkecil yang ada di dunia. Walaupun secara historis Australia dekat dengan bangsa Eropa dan masuk kedalam Kesemakmuran Inggris, namun secara letak, Australia sangat lah jauh, terpencil dan asing, terletak jauh di bagian Selatan Benua Asia. 

Secara geografis, seluruh bagian Australia, baik Selatan, Barat Utara dan Timur, berbatasan langsung dengan lautan. Benua Australia kerap disebut dengan benua bawah. 

Jika ditarik dari Indonesia, perjalanan ke Australia dengan menggunakan pesawat, ditempuh paling cepat selama 7 jam dari Jakarta dan 8 jam dari pulau Bali.

3. Banyak hewan berbahaya 

Ilustrasi ular masuk ke dalam tempat rental PS.

Photo :
  • pixabay

Bagi yang sering menonton Tiktok dan Reels, mungkin beberapa kali melihat video mengenai Australia yang ditinggali oleh hewan - hewan berbahaya. 

Contohnya saja serangga berjenis Laba - Laba dengan nama Funnel Web. Laba - Laba ini bisa ditemukan di kawasan regional Sydney.

Laba-laba ini memiliki sifat agresif dan tidak takut menyerang bila diganggu. Binatang ini juga bergerak dengan cepat, jadi dianjurkan menjauh ketika melihatnya. 

Selain itu, hewan berbahaya yang terkenal dari Australia adalah Ular Inland Taipan. Ular ini sangat agresif dan disebut dengan "ular ganas". Ular Inland Taipan ini adalah ular paling mematikan di dunia yang hidup di pedalaman.

Paling sering ditemukan di kawasan gurun paling kering di pedalaman Australia, walau kadang juga ditemui ke arah pantai.

Racun dari satu gigitan ular ini bisa membunuh sekitar 100 orang, sehingga penting sekali untuk mencari bantuan medis bila terkena gigitan ular tersebut. 

Hewan yang sering dijumpai pula adalah ubur ubur kotak atau box jellyfish. Sering diperingatkan oleh penjaga pantai untuk berhati - hati jika berenang di kawasan laut tropis di Australia bagian utara. 

Disebut ubur ubur kotak karena bentuknya yang lonjong dan panjang menyerupai kotak. 

4. Kemacetan yang parah 

Kemacetan lalu lintas terlihat di jalan-jalan kota Kiev.

Photo :
  • BBC/Getty Image

Kemacetan memang selalu dijumpai di negara mana pun. Namun, kemacetan di Australia dapat dikatakan menjadi salah satu negara dengan paling seringnya terjadi kemacetan di dunia. Bahkan, warga - warga di kota - kota besar di Australia telah menghabiskan waktu lebih lama di jalanan. 

5. Biaya hidup mahal

Ilustrasi belanja/supermarket.

Photo :
  • VIVA/Adinda Permatasari

Australia juga terkenal dengan mahal nya biaya hidup. Walaupun Upah Umum Regional di Australia termasuk salah satu yang tertinggi, yaitu mencapai 16.000.00 atau enam belas juta rupiah per minggu nya, namun biaya hidup di sana juga termasuk salah satu yang tertinggi. 

Bahkan, pemerintah Australia harus "merogoh kocek" negara untuk memberikan bantuan tunai kepada warganya dan memotong jumlah pajak penghasilan. 

Namun harus diingat, itu hanyalah nilai rata - rata dan mungkin bisa lebih kecil atau besar tergantung jabatan, kontrak kerja dan wilayah. 

6. Layanan kesehatan mental yang buruk

Ilustrasi menjaga mental | Foto Unsplash

Photo :
  • U-Report

Kesehatan mental menjadi topik yang hangat untuk diangkat untuk saat ini. Satu dari lima remaja Australia mengalami gangguan penyakit mental serius. Namun, lebih dari 60 persen merasa tidak nyaman mencari dukungan profesional. Remaja putri serta kalangan warga aborigin memiliki kemungkinan lebih besar mengalami gangguan mental. 

Bahkan, hasil penelitian yang dilakukan Mission Australia berkolaborasi dengan Black Dog Institute menunjukkan, kaum muda yang mengalami stres berat juga kurang mau mencari informasi atau dukungan dari layanan konseling.

7. Proses imigrasi yang sulit 

Contoh passport.

Photo :
  • U-Report

Meski Australia setiap tahunnya tetap menerima banyak imigran untuk masuk ke negaranya, namun belakangan imigran semakin sedikit yang masuk ke Australia. 

Kuota penerimaan Warga Tetap atau Permanent Residence di Australia turun hingga sisa 10.000 saja. Jika biasanya proses untuk mendapatkan visa hanya membutuhkan waktu sebulan, namun saat ini harus menunggu selama enam bulan. 

8. Toko buka terlambat & tutup lebih awal  

Supermarket

Photo :
  • express

Alasan terakhir, adalah Australia sering membuka toko lebih lambat namun tutup lebih awal. Jam operasional yang singkat ini memang banyak dijumpai di kota - kota di Australia. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya