Desa Wisata Bilebante Jadi Penggerak Ekonomi Masyarakat Lombok

Desa Wisata Hijau Bilebante
Sumber :
  • VIVA/Trisya Frida

VIVA Travel  – Desa Wisata Bilebante saat ini menjadi salah satu daya tarik baru yang ada di Lombok baik bagi wisatawan domestik maupun asing. Bahkan menjadi penggerak ekonomi bagi masyarakat Lombok. Sebanyak 60 tenaga kerja yang berasal dari penduduk desa setempat dan mayoritas adalah tenaga kerja wanita dan pemuda yang dibina oleh Bank Central Asia (BCA). 

IHSG Dibayangi Tekanan Jelang Rilis Neraca Dagang, Cek Saham-saham Pilihan

Sebelumnya, Desa Wisata Bilebante juga berhasil menjadi juara dua untuk Kategori Alam dalam BCA Desa Wisata Award pada akhir tahun 2021 lalu. Terdapat keunikan dan keunggulan dari sisi alam yang dimiliki oleh desa wisata ini. Sehingga dapat menarik para wisatawan. 

EVP Corcom & Social Renspobility BCA Hera F Haryn dan Pahrul Azim

EVP Corcom & Social Renspobility BCA Hera F Haryn dan Pahrul Azim

Photo :
  • Istimewa
Berkembang Pesat, Modest Fashion Indonesia Sudah Pantas Jadi Kiblat Fesyen Dunia?

Tak hanya itu, ditawarkan juga sekitar 17 kuliner produk UMKM di Desa wisayta Bilebante ini, di antaranya seperti ayam merangkat, sate pusut, bakso rumput laut, urap-urap, aneka olahan keripik, plecing dan yang lain sebagainya untuk berkuliner dengan makanan khas Lombok. 

Jika sebelumnya sebanyak 30-40 persen penduduk lebih memilih berprofesi sebagai tenaga kerja asing di luar negeri, saat ini jumlahnya diketahui sudah berkurang menjadi hanya tinggal 15 persen saja karena ekonomi masyarakat yang bergerak di bidang pariwisata. Misalnya saja para ibu-ibu mantan TKW yang ada di desa tersebut dilatih untuk menjadi terapis spa. 

SKENA Jadi Ajang Berbagi Wawasan Bagi UMKM

Direktur Wisata Bilebante Pahrul Azim

Photo :
  • VIVA/Trisya Frida

“Karena desa wisata ini, berkurangnya cukup banyak, kalo kemudian kemaren yang berangkat sekitar  30 sampai 40 persen, hari ini sudah sekitar 15 persenan,” ungkap Direktur Wisata Desa Bilebante Pahrul Azim saat ditemui VIVA di Lombok pada Senin, 28 November 2022. 

Jumlah penduduk lokal yang banyak menjadi tenaga kerja asing diketahui sudah sejak tahun 2007 silam hingga 2015. Namun, setelah Desa Wisata Bilebante hadir, pada tahun 2019 lalu jumlah TKW berkurang. 

“Itu dari tahun 2007 sampai dengan 2015 itu banyak dan tinggi sekali untuk TKW dan segala macem,” ujar Pahrul. 

“Mulai berkutangnya 2019, kenapa berkurang? Pertama tenaga pijitnya yang spa ini, kan yang kita latih mantan-mantan TKW itu,” lanjutnya.

Pendapatan rata-rata UMKM wanita di Desa Wisata Bilebante sendiri saat ini tercatat sebesar Rp4 juta per bulan sehingga mampu menjadi salah satu penggerak ekonomi masyarakat dari desa setempat.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya